Pemkab Kulon Progo Peringati Peristiwa Serangan Umum 1 Maret, Ungkap Peran Penting Brosot

0
564
Narasumber menjelaskan sejarah saat peringatan Serangan Umum 1 Maret di Lapangan Klampok, Brosot, Galur, Kulon Progo, Selasa (5/2/2024). Foto : Istimewa

Yogyakarta, Indonesiadaily.net — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo melalui Dinas Kebudayaan Kulon Progo, menggelar peringatan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Peringatan dihelat di Lapangan Klampok, Brosot, Galur, Kulon Progo, Provinsi DIY Yogyakarta, Selasa 5 Maret 2024.

Brosot dipilih menjadi tempat penyelenggaraan peringatan karena memiliki alasan historikal tersendiri. Yakni, sebelum melakukan penyerangan serentak tanggal 1 Maret telah terjadi perundingan untuk menentukan strategi penyerangan serentak. Perundingan berlangsung singkat sekira 6 jam mulai pukul 06.00 – 11.00 WIB.

“Karena perundingan itu terjadi di Brosot, maka kita memilih Brosot sebagai tempat untuk penyelenggaraan acara peringatan Serangan Umum 1 Maret. Karena ada sejarahnya tempat ini,” kata Fitri, salah satu panitia acara.

Baha’uddin, Dosen FIB UGM sebagai narasumber dalam acara Peringatan Serangan Umum 1 Maret ini mengisahkan, sebelum aksi penyerangan terjadi Kolonel Bambang Soegeng menemui Letkol Soeharto di Brosot. Ada 5 orang dalam pertemuan itu.

“Awalnya pertemuan itu akan diselenggarakan di Wates. Tapi karena Wates keadaannya tidak memungkinkan maka dipindahkan di Brosot. Semula akan pertemuan ini akan diadakan di sebuah sekolah tapi karena takut adanya mata-mata maka dipindahkan di tengah-tengah sawah di wilayah Brosot,” jelas Baha’uddin.

Dijelaskan pula, bahwa keberhasilan SU 1 Maret 1949 tidak serta merta karena para tokoh-tokohnya, akan tetapi karena perencanaan dan strategi dan juga peran aktif para laskar untuk menghadang pasukan Belanda yang bermarkas di sekitar Yogyakarta, seperti di Purworejo, Semarang, dan sebagainya. Dengan dihadangnya pasukan Belanda yang ada di sekitar wilayah Yogyakarta keberhasilan SU 1 Maret akan terjaga.

Kontribusi masyarakat juga tidak bisa dilupakan guna mendukung keberhasilan SU 1 Maret 1949. “Ada Pasukan 103 (Laskar Sabrang) yang bergerak dari arah barat Godean di bawah pimpinan Ventje Sumual, mampir di saudara-saudara yang beretnis China di daerah Kemetiran. Mereka disuguhi susu sapi murni dan berbagai macam makanan untuk mendukung para pasukan ini,” terang Edi Isdianto, narasumber dari Perkumpulan Penggiat Sejarah Djogjakarta.

Dari pemaparan para narasumber tersebut bisa digarisbawahi bahwa keberhasilan SU 1 Maret 1949 dalam menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia tidak hanya tersentra pada para tokohnya. Kontribusi seluruh warga negara juga berperan penting dalam keberhasilan perjuangan tersebut.

Melalui Peringatan SU 1 Maret ini diharapkan segala komponen yang ada di negara ini mampu menjaga kedaulatan negara di semua lini, kata Dr. Eko Prayoto selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo.

Sebagai informasi, tanggal 1 Maret kini telah ditetapkan sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara melalui Keppres No. 2 Tahun 2022. Sehingga, 1 Maret merupakan Hari Besar Nasional.
(***)


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini