Indonesiadaily.net, Ponorogo – Setiap bulan Muharram, masyarakat Jawa pada umumnya menjalankan tradisi. Tradisi ini dikenal dengan nama Suroan. Di sudut-sudut desa, masyarakat ramai-ramai do’a bersama. Salah satunya di Lingkungan Pasar Danyang, Desa Sukosari.
Sabtu, (6/7/2024), Masyarakat Lingkungan Pasar Danyang, Desa Sukosari, Kecamatan Babadan, Ponorogo ini menggelar kegiatan Grebeg Suro untuk ke lima kalinya.
Kegiatan yang dimulai dengan Festival Tumpeng dengan arak-arakan ini berjalan dari Masjid Imampuro ke timur, lalu ke barat menuju Pasar Danyang.
Lebih dari 200 orang hadir pada kesempatan malam ini. Kegiatan yang diadakan pada bulan Muharram ini sebagai bentuk wujud syukur atas limpahan rahmat, keselamatan dan kesejahteraan.
Kegiatan ini diadakan seperti tahun-tahun sebelumnya menggunakan iuran swadaya masyatakat setempat dan sponsorship, dalam rangka syukuran bagi masyarakat lingkungan Pasar Danyang,” jelas Arif Tantowi, selaku ketua Panitia.
Arif Tantowi menjelaskan bahwa acara ini bukan sekedar acara festival, lebih dari itu. Sejarah panjang Pasar Danyang yang tidak serta merta ada disini begitu saja.
“Sejarah Pasar Danyang, sebagai pasar untuk transaksi jual beli ini, ada sejak lama. Dulu berada di dukuh Demung (selatan dukuh Danyang). Ini perlu disyukuri Pasar ini tetap hingga hari ini masih ada,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Arif mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada seluruh masyarakat yang hadir. Sebab pada kegiatan malam ini turun hujan. Sehingga proses berjalannya kegiatan sempat tersendat.
“Ini tidak terfikirkan, beberapa hari sebelumnya tidak ada tanda-tanda hujan. Kita kalah dengan takdir. Kami mohon maaf dan terima kasih karena masih bertahan mengikuti jalannya acara,” terangnya.
Tak lupa dalam kegiatan ini tausyiah dilangsungkan oleh Kyai Muhammad Kholil.
“Ini hujan bukan musibah, melainkan membawa berkah,” pungkasnya.
Penulis : Achmad Rizal
Editor : Sigit