Selasa, September 10, 2024

Menelisik Impian Penyandang Disabilitas Banyuwangi Jadi Barista Handal

 

Indonesiadaily.net, Banyuwangi – Setiap orang memiliki harapan dan impian yang besar untuk dapat diwujudkan di masa depan mereka. Impian tersebut juga dimiliki oleh Nurul Imam seorang penyandang disabilitas netra, yang bertempat tinggal di Perumahan Villa Ijen, jalan kemuning, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Dia memiliki impian memiliki cafe besar khusus untuk para penikmat kopi.

Jurnalis Indonesiadaily.net berkesempatan mengunjungi kedai kopi milik Nurul Imam yang berada di depan rumahnya pada Kamis 27 Juni 2024. Lokasi kedai terbilang cukup strategis, hanya berjarak kurang dari 10 menit dari pusat kota Banyuwangi.

Nurul Imam nampak begitu ramah menyambut setiap tamu yang hadir dan mudah akrab. Hal itu terbukti ketika indonesiadaily.net berkunjung ke kedai tersebut.

Kedai kopi yang diberi nama “Assyifa Coffee” ini ramai dikunjungi pembeli dan pelanggan, baik penyandang disabilitas mupun non disabilitas yang ingin menikmati kopi.

Kopi yang ditawarkan juga beragam, mulai dari jenis kopi robusta, arabika maupun jenis lainnya. Meski kopi yang disajikan termasuk kopi yang berkualitas karena menjamin keaslian, namun harga yang ditawarkan tergolong murah. Untuk jenis kopi robusta hanya Rp 5.000, per gelas, sedangkan kopi arabika seharga Rp.7.000, per gelas.

Baca Juga  Peneliti ITS Ungkap Erupsi Semeru Tidak Picu Tsunami

Harga yang tak menguras kantong ini yang membuat sejumlah pelanggannya tak jarang kembali ke kedai milik lelaki yang netra sejak lahir tersebut.

Uniknya, semua proses meracik kopi dilakukan secara mandiri. Mulai dari roasting, menghaluskan biji kopi, memasak air panas hingga proses penyeduhan untuk disajikan kepada pembeli. Meski memiliki keterbatasan fisik, lelaki yang bergelar sarjana pendidikan islam ini tetap terlihat mahir dalam menyajikan kopi kepada pelanggan layaknya non disabilitas.

Menurutnya perlu ketelitian dan kehati-hatian, pada saat proses menyeduh air panas kedalam gelas berisi bubuk kopi. Sebab dia harus menggunakan tangannya untuk meraba posisi pucuk ceret berisi air panas dan posisi lubang gelas.

“Pada saat menyeduh tangannya saya beberapa kali kena air panas, tapi bagiku itu sudah biasa,” terang Nurul Imam.

Namun baginya kejadian seperti itu bukan menjadi halangan, tapi justru dijadikan sebagai pelajaran dan tantangan tersendiri untuk menjadi lebih ahli.

Baca Juga  Segudang Manfaat Jika Konsumsi Teh Hijau, Untuk Diet Hingga Kecerdasan Otak

Meski kedai kopi miliknya saat ini masih tergolong kelas UMKM, namun guru agama di salah satu sekolah penyandang disabilitas tuna netra ini memiliki harapan agar nantinya “Assyifa Coffee” menjadi cafe besar yang bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi warga di lingkungan rumahnya.

“Usaha ini sebagai langkah kecil dan langkah nyata saya untuk mewujudkan impian yang besar, mohon do’anya,
,” tambahnya.

Semangat Imam tak pernah kendur, meski awalnya dia kurang mendapat dukungan dari istrinya, namun berkat kegigihannya, sang istri yang juga disabilitas fisik, akhirnya memberikan dukungan penuh kepada suaminya.

Tak hanya dari sang istri, semangat Imam memiliki cafe besar juga tak luput dari dukungan salah satu barista handal Banyuwangi bernama Novian Darma Putra. Novian merupakan sosok di balik layar yang mengajari Imam mulai dari proses meracik kopi, membuat takaran yang pas, hingga proses penyeduhan yang baik untuk menghasilkan segelas kopi bercita rasa tinggi.

Baca Juga  Enam Manfaat Meminum Kopi Hitam Bagi Kesehatan Tubuh

Bahkan saat ini, Novian juga mengenalkan Imam sejumlah jenis kopi. pengenalan sejumlah jenis biji kopi tersebut melalui bentuk biji kopi dengan cara diraba dan dari aroma biji kopi.

“Mas Imam saat ini saya ajari juga cara membedakan kopi dari berbagai jenis, sehingga dia saat ini lebih mandiri. Alhamdulillah dia cepat paham,” ucap Novian.

Novian juga berencana mengajari Imam tentang managemen mengelola sebuah usaha. Harapannya ketika usahanya berkembang, dia lebih siap mendirikan café yang diimpikan.

Di tengah persaingan era digital ini, Imam juga mulai merambah ke dunia online, dengan cara menjual bubuk kopi hasil produksinya melalui medsos.

Robi, salah satu pembeli mengatakan, rasa kopi yang dihasilkan pas dan sesuai selera. Menurutnya tak hanya soal rasa kopi yang bisa dinikmati, tapi dia juga mendapat inspirasi dan motivasi dari kegigihan sang penjualnya.

“Kopinya pas dengan selera saya, andaikata harganya dinaikkan lebih mahal, saya tidak keberatan,” tutup Robi.

Penulis : Irham
Editor : Sigit


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

SPBU Jababeka 2 Cikarang

Perumda Tirta Kahuripan