Indonesiadaily.net – Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim kemarau tahun 2023 akan lebih kering dibandingkan periode 3 tahun terakhir.
“Musim kemarau kali ini berkaitan dengan krisis iklim dan El Nino yang dampaknya begitu dirasakan,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seperti dilansir dari CNBC Indonesia.
Mengutip Detik Edu, Sekretaris Jendral World Meteorological Organization (WMO) Petteri Taalas menjelaskan El Nino kemungkinan besar membawa lonjakan baru dalam pemanasan global dan meningkatkan kemungkinan memecahkan rekor suhu baru.
Akibat fenomena El Nino, curah hujan pun berkurang untuk periode waktu cukup lama. Bukan hanya terasa lebih kering, BMKG juga memprediksi musim kemarau 2023 datang lebih awal dengan puncak pada Agustus 2023 dan berdampak pada puluhan provinsi di Indonesia.
Lalu, apa yang terjadi jika sebuah daerah tidak hujan untuk jangka waktu lama? Tentu probabilitas kekeringan semakin meningkat. Dari prediksi BMKG tersebut, kita perlu waspada akan kekeringan yang dapat melanda Indonesia.
El Nino yang memperparah musim kemarau dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan. Petani pun turut terancam gagal panen akibat kekeringan.
Melihat banyaknya sektor yang terdampak, mulai dari sumber daya air hingga kebencanaan, Dwikorita menegaskan pentingnya langkah antisipatif untuk meminimalisirnya.
“Langkah pencegahan harus dilakukan semua pihak terkait sebagai bentuk mitigasi dan antisipasi. Kami mengajak masyarakat untuk panen air hujan selama masih berlangsung sebagai langkah antisipasi tersebut,” pungkasnya.(*)
Editor : Nur Komalasari