Indonesiadaily.net — Puluhan petani dan siswa mempelajari pembuatan pupuk organik dengan cara konversi sampah pertanian. Pelatihan ini diberikan oleh dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) di Batuah Farming Pancawati (BFP), Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor pada Sabtu, 31 Agustus 2024.
Pelatihan dalam rangka program pengabdian masyarakat dalam penanganan sampah ini dipimpin Ketua Pelaksana Dr. Eri Mustari, Ir. M.P. (Dosen Kelompok Keilmuan Sains dan Bioteknologi Tumbuhan-Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB), Dr. Dadang Sumardi, Ir. M.P. ( Dosen Kelompok Keilmuan Genetika dan Biologi Molekuler SITH-ITB), dan Yeyet Setiawati, Ir. M.P (Dosen Kelompok Keilmuan Sains dan Bioteknologi Tumbuhan-SITH-ITB).
Sedangkan mahasiswa Program Studi Rekayasa Pertanian yang turut dalam kegiatan ini di antaranya Helga Evangelina, Aurelia Villi Christy, dan mahasiswa Program Studi Rekayasa Hayati adalah Muhammad Harditia Taufik, Faqih Maulana Ardi, dan Hasna Mazidah.
Dr. Eri Mustari, Ir., M.P. menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anggota kelompok tani dan masyarakat tentang prinsip zero waste dan sustainability pada proses produksi pembuatan pupuk organik. Kemudian meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam pengolahan limbah pertanian/sayuran menjadi pupuk organik dan memberikan pengetahuan manajemen produksi dan pemasaran pupuk organik (cair maupun padat).
“Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat, maupun cair yang di antaranya dari limbah pertanian. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Maka diperlukan adanya kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sampah, perlu dilakukan pengelolaan sampah terpadu dan berkelanjutan, pengembangan teknologi pengelolaan sampah, adanya kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan sampah, perlu dukungan dana, adanya perubahan pola pikir terhadap pengelolaan sampah, perlu partisipasi masyarakat, dan perlu kesadaran masyarakat,” bebernya.
Dalam pelatihan ini, petani dan siswa mendapatkan materi pelatihan di antaranya tentang pemanfaatan sampah pertanian sebagai alternatif pembuatan pupuk organik cair oleh Eri Mustari; pemanfaatan sampah pertanian sebagai alternatif pembuatan pupuk organik padat oleh Dadang Sumardi; dan teknik budidaya tanaman sayuran yang ramah lingkungan oleh Yeyet Setiawati.
Pelatihan ini dihadiri lebih dari 65 orang peserta, meliputi dosen-dosen dari KK-SBT, Ketua BLPP Desa Pancawati, Sekdes Pancawati, Kelompok Tani Padi Jaya 1, Kelompok Tani Jaya 2 Pasir Kuda, Kelompok Tani Sugih Mukti 1, Kelompok Tani Sugih Mukti 2, Kelompok Tani Sinapel, siswa-siswi SMK Tarbiayul Huda, SMK Al Watasi, Madrasah Aliyah Al Aziziyah, dan warga Desa Pancawati yang tinggal disekitar Batuah Farming Pancawati.
Kapten Suardi Panai sebagai pemilik BFP, menjelaskan bahwa lokasi BFP memiliki lahan pertanian seluas kurang lebih 18,500 m2 dan telah melaksanakan aktivitas pertanian sejak tahun 2010.
Kegiatan pertanian di BFP meliputi kegiatan budidaya tanaman cabai, jagung, mentimun, pepaya, terung, dan lainnya. Kemudian kegiatan budidaya ikan dan kegiatan pembuatan kompos dari limbah eceng gondok.
Tahun 2022 ITB mendapat bantuan fasilitas berbagai aktivitas pertanian di kebun BFP dengan inovasi soilless farming dan integrated farming juga sistem pertanian organik.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen-dosen dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB. BFP ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk belajar tentang cara membuat pupuk organik cair dan pupuk organik padat, membuat demontrasi plot untuk budidaya tanaman yang ramah lingkungan,” ungkapnya.
(Acep Mulyana)