Indonesiadaily.net – Hari Zoonosis Sedunia diperingati setiap tanggal 6 Juli. Ini jadi momen untuk mengingatkan ancaman penyebaran penyakit zoonosis di tengah manusia, termasuk rabies dan antraks yang kini meningkat di Indonesia. Penyakit zoonosis merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Selain rabies dan antraks, ada beberapa penyakit zoonosis yang ditemukan di Indonesia, apa saja? Berikut paparannya.
Penyakit zoonosis atau dikenal juga dengan penyakit tular vektor dan reservoir atau vector borne diseases masih menjadi masalah kesehatan yang cukup besar di Indonesia. Kementerian Kesehatan juga telah menemukan 132 spesies mikro-organisme patogen yang bersifat zoonotik di Indonesia.
Berikut beberapa penyakit zoonosis yang belakangan ini dilaporkan di Indonesia.
1. Rabies
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan ada lebih dari 31 ribu kasus terkait dengan penularan rabies di Indonesia dengan 11 kematian sepanjang Januari-April 2023. Penyebabnya diketahui 95 persen akibat gigitan anjing.
Rabies adalah penyakit yang cukup mematikan dan bisa menyebar ke manusia melalui air liur hewan yang terinfeksi. Rabies biasanya menyebar melalui gigitan hewan.
Hewan yang paling mungkin menyebarkan rabies antara lain anjing, kelelawar, anjing hutan, rubah, sigung, dan rakun.
Di Indonesia, rata-rata ditemukan 142 kasus rabies per tahun yang tersebar di sejumlah provinsi.
2. Antraks
Baru-baru ini Indonesia digemparkan dengan temuan penyakit antraks pada manusia. Sebanyak 93 warga di Kabupaten Gunung Kidul, DIY terpapar antraks. Tiga orang diantaranya meninggal dunia.
Antraks menjadi salah satu penyakit zoonosis yang harus diwaspadai di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang mudah ditemukan di hewan mamalia pemakan rumput, seperti sapi.
Penularannya bisa melalui kulit yang terluka, udara yang tercemar, atau mengonsumsi daging hewan yang terpapar virus tersebut.
Angka kasus demam berdarah (DBD) terus ditemukan di Indonesia. Penyakit ini kerap mengancam di musim penghujan.
DBD disebabkan oleh infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Musim penghujan menjadi waktu terbaik banyak nyamuk untuk berkembang biak.
Umumnya, penyakit ini bisa disembuhkan dengan perawatan yang tepat. Namun dalam beberapa kasus, penyakit ini bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
4. Flu burung
Avian influenza atau dikenal dengan nama flu burung juga kerap ditemukan di Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis yang cukup fatal dan bisa menular ke manusia, burung, babi, kuda, bahkan anjing.
Virus Avian Influenza tipe A (hewan) dari keluarga Orthomyxoviridae telah menyerang manusia dan menyebabkan banyak korban meninggal dunia.
Virus influenza ini masuk ke Indonesia dan mulai menyebar ke manusia pada 2005 lalu. Selama kurun waktu Juni 2005 hingga Desember 2016, sebanyak 199 kasus penularan dilaporkan. Dari total kasus yang dilaporkan sebanyak 167 orang meninggal dunia.
Meski tak semasif dulu, hingga saat ini diprediksi masih terjadi penularan dari unggas ke manusia.
5. Leptospirosis
Leptospirosis merupakan penyakit yang kerap diwaspadai saat musim penghujan tiba, khususnya saat terjadi banjir. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi.
Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi. Pada 2012, dilaporkan 828 kasus Leptospirosis di Indonesia dan 78 di antaranya meninggal dunia.
6. Toxoplasmosis
Penyakit ini muncul karena parasit protozoa bersel tunggal bernama Toxoplasma gondii. Penyakit ini bisa ditularkan oleh kucing, kambing, babi, dan unggas melalui kontak fisik serta makanan yang terkontaminasi.
Toksoplasmosis bisa menyebabkan komplikasi, misalnya radang otak.
7. Penyakit Pes (plague)
Pes merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Bakteri ini disebarkan melalui kutu yang biasa hinggap di hewan-hewan pengerat seperti tikus.(*)
Editor : Nur Komalasari