Indonesiadaily.net – Mengonsumsi bayam menjadi hal yang lumrah bagi mereka pecinta sayur. Namun, baru-baru ini peristiwa misterius terjadi menimpa warga Australia. Mereka mengalami halusinasi bahkan dikabarkan mengalami gangguan mental delirium.
Sebagai informasi, gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan jiwa yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial.
Sedangkan, Delirium merupakan gangguan mental hingga mengakibatkan seseorang mengalami disorientasi atau kebingungan dan berkurangnya kemampuan dalam memperhatikan lingkungan sekitar. Penderitanya kerap tidak dapat berpikir dan mengingat dengan jelas, sehingga mudah teralihkan.
“Mereka tidak bisa melihat dengan baik, bingung dan alami halusinasi. Dan kita bicara ini tentang halusinasi menyeramkan dan bukan halusinasi menyenangkan,” ujar Direktur Medis Pusat Informasi Racun NSW Australia, Darren Roberts, dilansir dari Suara.com, Rabu (21/12/2022).
Mereka yang memakan bayam terkontaminasi ini mengaku merasa pusing hingga tidak mampu berdiri, penglihatan kabur, dan penuh perjuangan untuk bisa bernapas normal.
Bahkan ada seorang perempuan, alami mati rasa di seluruh tubuh setelah mengonsumsi 700 gram bayam yang dimasak.
Gejala lainnya termasuk kebingungan, pupil melebar, detak jantung cepat, wajah memerah, mulut dan kulit kering,
Di sisi lain, pada Minggu, 18 Desember 2022 ada 164 orang melaporkan reaksi keracunan setelah makan bayam, dan 42 di antaranya mencari bantuan medis karena bergejala berat.
Sayangnya, pejabat kesehatan belum bisa memastikan dimana bayam ditanam, dan bagaimana terkontaminasi, tapi diduga bayam berasal dari satu sumber.
Kini pejabat kesehatan sedang melakukan pengujian di laboratorium dan belum merilis hasilnya ke publik.(*)
Editor: Nur Komalasari