Indonesiadaily.net – Madu, cairan manis yang dihasilkan oleh lebah dari nektar bunga. Salah satu fakta menariknya, madu tidak membusuk atau rusak saat disimpan cukup lama. Sebuah sampel madu tertua yang diketahui, yang ditemukan di makam Mesir kuno dan berasal dari sekitar 3000 tahun yang lalu, masih dapat dikonsumsi dengan sempurna. Lantas, apa yang membuat madu tidak bisa membusuk? Berikut penjelasannya.
Madu adalah produk yang berasal dari nektar tanaman, yang merupakan campuran gula, protein, dan senyawa lain dalam larutan air. Komposisi nektar bervariasi, tetapi sukrosa adalah gula dominan yang umumnya ada. Lebah pekerja mengumpulkan nektar dari bunga, lalu menyimpannya di perut madu mereka, dan memprosesnya dengan enzim.
Selanjutnya, enzim dalam proses pembuatan madu di perut lebah ini yang dikeluarkan dari kelenjar kemudian dicampur dengan nektar. Sukrosa dalam nektar dipecah oleh enzim menjadi glukosa dan fruktosa.
Setelah itu, nektar dikembalikan ke sarang, diolah lagi oleh lebah rumah, dan diproses lebih lanjut. Air dalam nektar diuapkan oleh lebah dengan mengipasi sarang, menghasilkan konsistensi madu yang dikenal. Proses ini memerlukan waktu 1-3 hari dan menghasilkan madu dengan kadar air rendah
Dikutip dari Smithsonian Magazine, ada beberapa faktor yang menyebabkan madu tidak bisa membusuk, di antaranya sebagai berikut.
1. Kandungan air yang rendah
Kandungan utama dalam madu adalah gula. Gula bersifat higroskopis, sebuah istilah yang berarti mengandung sangat sedikit air dalam keadaan alami.
Madu memiliki kadar air yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan bakteri atau jamur, yaitu 17 persen. Madu juga memiliki aktivitas air yang rendah, yang merupakan ukuran jumlah air dalam suatu zat yang tersedia untuk mendukung pertumbuhan mikroba. Sebagian besar jamur dan bakteri tidak dapat tumbuh di bawah aktivitas air 0,75. Madu memiliki aktivitas air sekitar 0,6. Kombinasi dari aktivitas air yang rendah dan kadar air yang rendah ini dapat mengeringkan bakteri, menjadikan madu tahan terhadap kerusakan
2. Tingkat keasaman yang tinggi
Madu juga secara alami memiliki tingkat keasaman yang tinggi. “Madu memiliki pH sekitar 3 hingga 4,5, kurang lebih begitu, dan tingkat keasamannya akan menghambat pertumbuhan hampir semua jenis mikroorganisme,” jelas Harris.
Oleh karena itu, bakteri dan organisme lainnya harus mencari tempat lain untuk hidup, karena harapan hidup mereka di dalam madu sangat rendah.
3. Terdapat hidrogen peroksida
Faktor lain yang memengaruhi ketahanan madu adalah susunan kimiawi perut lebah. Lebah memiliki enzim dalam perut mereka yang dikenal sebagai glukosa oksidase (GO). Saat lebah memuntahkan nektar dari mulut mereka untuk membuat madu, enzim ini berbaur dengan nektar, mengurai nektar menjadi dua produk sampingan: asam glukonat dan hidrogen peroksida. “Hidrogen peroksida berperan sebagai substansi yang menghambat perkembangan segala hal yang dapat berpotensi merusak,” jelas Harris.
4. Penyimpanan yang tepat
Sebuah toples segel madu, ternyata, merupakan faktor penentu terakhir dari umur simpan madu yang panjang, seperti yang dicontohkan oleh spesimen Mesir yang berusia ribuan tahun. “Selama tutupnya tetap tertutup dan tidak ada air yang ditambahkan ke dalamnya, madu tidak akan mengalami kerusakan. Namun, segera setelah Anda menambahkan air ke dalamnya atau membuka tutupnya, kemungkinan madu akan mengalami perubahan dan dapat menjadi buruk,” tutup Harris.(*)
Editor : Nur Komalasari