Indonesiadaily.net – Awan tampak seperti kapas sehingga banyak dari kita yang mengira ringan dan empuk. Namun, faktanya, awan sangatlah berat. Bahkan, seorang ilmuwan mengatakan, beratnya bisa setara dengan 100 ekor gajah.
Berat awan dapat didefinisikan menjadi dua macam, yakni berat tetesan air di awan dan tetesan air ditambah berat udara. Selain itu, awan juga berbeda-beda, bergantung pada jenis awannya.
Mengutip U.S. Geological Survey (USGS),yang dikutip dari kompas.com awan kumulus diperkirakan memiliki kepadatan sekitar 0,5 gram per meter kubik.
Dengan demikian, awan 1 km per kubik berarti sama dengan 1 miliar meter kubik. Jika dihitung, 1.000.000.000 x 0,5 = 500.000.000 gram tetesan air di awan. Berarti, berat awan sekitar 500.000 kg atau sekitar 551 ton.
Namun, awan tersebut bisa tetap mengambang karena udara di bawahnya lebih berat dari kepadatan awan.
Margaret LeMone, ilmuwan ll di National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado, mengatakan, awan tidak jatuh karena tetesan airnya sangat kecil.
Dilansir dari Live Science, tetesan air di awan rata-rata berukuran 1 juta kali lebih kecil dari tetesan hujan.
Arus angin di ketinggian meniup tetesan kecil ini dan menahannya di udara lebih lama. Konveksi panas juga membantu menjaga awan tetap melayang. Saat udara hangat naik, awan menjadi lebih ringan daripada udara dingin di bawahnya.
Awan bisa dikatakan “jatuh” dalam bentuk hujan. Ketika tetesan awan mendingin dan memadat satu sama lain, mereka tumbuh hingga akhirnya menjadi sangat berat sehingga jatuh ke Bumi.
Meskipun tetesan hujan jauh lebih besar dari tetesan awan, setiap tetesan hujan hanya berdiameter 2 milimeter. Tetesan kecil itu menyebarkan beban awan sehingga 550 ton air tidak sekaligus jatuh ke tanah. (*)
Editor : Nur Komalasari