Indonesiadaily.net – Beberapa waktu lalu talud underpas di Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Kulonprogo ambruk akibat diterjang banjir. Namun hingga kini belum ada penanganan yang serius dari instansi terkait hal tersebut. Sejumlah warga setempat mendesak agar Pemda Kulonprogo, bertindak serius dalam menangani bencana sehingga tidak berdampak semakin meluas mengingat musim penghujan pada kali ini masih belum berakhir.
Salah seorang tokoh masyarakat
juga mantan Ketua Badan Permusyawaratan Kalurahan (BPK)
Untung Sugiyantoro, mengatakan
meski saat ambrol kemaren sudah ada peninjauan oleh instansi terkait maupun legislatif, namun hingga kini sama sekali tidak ada tindak lanjut secara nyata.
“Saya sudah mendengar, saat paginya sudah ditinjau oleh instansi terkait dan para anggota dewan. Tapi faktanya sampai sekarang sama sekali belum ada penangan, itu kalau tidak cekat ceket, bisa makin meluas dampaknya. Apalagi sekarang juga masih musim penghujan. Kalau harapan warga itu, ya segera ditindak lanjuti, jangan hanya ditinjau, terus tidak ada penanganan,” paparnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sujatno, salah seorang warga setempat. Sampai sekarang sama sekali belum ada penangan dari pihak pemerintah, meski sudah dipasangi rambu- rambu pembatas, namun dikhawatirkan saat ada hujan deras, peristiwa yang sama masih bisa terjadi dan berpotensi semakin menggerus dinding talud yang tersisa.
“Itu jalur vital menuju Polres Kulonprogo dan sebaliknya, ada beberapa titik perekonomian milik warga dan pertanian. Kalau tidak secepatnya ditangani, sangat mungkin terjadi makin meluas dampaknya. Kita juga meminta konstruksi bangunan, nantinya harus memiliki kualitas yang lebih baik dari bangunan yang lama, iya jangan seperti yang kemaren, harus ada beton bertulang untuk penguat,” ungkap Sujatno.
Talud underpas di Kalurahan Margosari ambrol, diterjang luapan sungai Papak, dan merendam underpas hingga selutut orang dewasa. Jalur tersebut kemudian dinyatakan ditutup lantaran membahayakan saat dilintasi.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Taufik Prihadi menuturkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait, dan menunggu, kebijakan selanjutnya.
“Beberapa kali kami sudah berkoordinasi, dan nantinya menggunakan biaya tak terduga (BTT), kalau tidak salah ada sekitar 4,5 Milyar. Prinsipnya BPBD menunggu dawuh kalau memang didawuhi oleh pembuat kebijakan, maka kami siap menindaklanjuti secepatnya,” ujar Taufik Prihadi
Sementara itu Wakil Ketua Komisi C DPRD Kulon Progo sewaktu meninjau lokasi mengatakan bahwa ambrolnya talud tersebut menjadi tanggung jawab Pemkab Kulon Progo karena bukan berada di lahan milik PT KAI, sehingga harus segera dibenahi menggunakan dana Biaya Tak Terduga (BTT) atau dana kebencanaan.
“Tidak harus menggunakan diskresi atau aturan yang aneh-aneh karena ini bencana,” pungkasnya.(*)