Indonesiadaily.net – Sinar UV (ultraviolet) saat ini dinilai cukup ekstrim, lantaran suhu panas yang menyengat melanda Indonesia. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melindungi kulit dari bahaya paparan sinar UV tersebut, salah satunya dengan menggunakan sunscreen atau tabir surya. Namun, belakangan ini viral di media sosial sunscreen palsu. Lalu, bagaimanakah cara bedakan sunscreen asli dan palsu, berikut penjelasannya.
Dokter spesialis kulit dan kelamin dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, Ismiralda Oke Putranti mengungkapkan bahwa secara kasat mata sun protection factor (SPF) dalam sunscreen tidak bisa dibedakan. Untuk mengetahui kandungan SPF dalam sunscreen, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium di BPOM.
“Kalau untuk cara bedakan sunscreen asli dan palsu, SPF ada atau tidak, ya harus dengan pemeriksaan khusus biasanya dilakukan oleh BPOM karena tidak bisa dibedakan secara kasat mata,” ujarnya seperti dikutip dari kompas.com.
Ismiralda mengatakan, sunscreen yang memiliki SPF tinggi biasanya akan lebih pekat karena bahan padat dalam campuran tersebut semakin banyak.
Jadi, ia mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dengan produk sunscreen dengan nilai SPF tinggi, tetapi memiliki tekstur yang sangat ringan.
“Sebagai konsumen yang cerdas, masyarakat harus pandai memilih produk mana yang asli dan yang bukan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ismiralda memberikan beberapa tips untuk memilih produk sunscreen sebagai berikut. Belilah produk di tenant (tempat) asli yang memproduksi produk tersebut.Jangan tergiur harga yang jauh lebih murah dari harga asli karena biasanya produk tersebut tiruan/mendekati masa expired.Lihat produk tersebut apakah sudah terdaftar di BPOM dengan mengecek nomor yang terdaftar.
Sementara itu, dokter estetika dan pemilik H&H Skincare dan H&H Aesthetic Clinic Kamila Jaidi menambahkan, semakin tinggi SPF dalam sunscreen, produk tersebut seharusnya lebih kental.
“Logikanya, sunscreen itu semakin tinggi SPF-nya nih, pasti itu bukan semakin ringan, tapi semakin kental,” ujarnya.
Menurutnya, UV filter mayoritas dibuat menggunakan bahan dasar yang oily, sehingga teksturnya makin berat.
Kamila mengungkapkan bahwa masyarakat tidak harus selalu menggunakan sunscreen dengan nilai SPF yang tinggi untuk melindungi kulit wajah dari paparan sinar UV. “
“Yang 30 (SPF) juga udah oke kok, 97 persen tapi yang penting kan re-apply, ya kan?” ujarnya.
Ia menyampaikan, angka SPF menunjukkan tingkat perlindungan terhadap sinar ultraviolet (UV) B. Kemudian, tabir surya dengan SPF lebih tinggi akan menawarkan perlindungan lebih besar dari sinar matahari. SPF mengacu pada jumlah radiasi UV yang diperlukan untuk menghasilkan kulit terbakar saat memakai tabir surya dibandingkan dengan berapa banyak paparan sinar UV yang diperlukan untuk kulit yang tidak terlindungi menjadi terbakar matahari.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui kemampuan SPF dalam memblokir sinar UV, seperti berikut ini: SPF 2 memblokir 50 persen, sinar UV SPF 4 memblokir 75 persen, sinar UV SPF 10 memblokir 90 persen, sinar UV SPF 15 memblokir 93 persen, sinar UV. SPF 30 memblokir 97 persen, sinar UV5 SPF 50 memblokir 98 persen, sinar UV7 SPF 100 memblokir 99 persen sinar UV7.
“Mengenakan SPF 30 tidak berarti seseorang dapat berada di bawah sinar matahari dua kali lebih lama dari SPF 15,” kata dia.
SPF 30 akan menawarkan perlindungan dari radiasi UV dua kali lebih banyak daripada SPF 15, tetapi itu tidak berarti akan menggandakan waktu,” pungkasnya.(*)
Editor : Nur Komalasari