Selasa, Januari 14, 2025

Sinar UV sedang Tinggi, BMKG Imbau Masyarakat Gunakan Tabir Surya

 

Indonesiadaily.net – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sinar matahari di sejumlah wilayah Indonesia akan mencapai kategori risiko bahaya sangat tinggi hingga ekstrem.

Dimana indeks sinar UV tertinggi akan terjadi pada pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB. Berkaitan dengan hal tersebut, BMKG pun mengimbau masyarakat Indonesia untuk menggunakan tabir surya (sunscreen) dan mengurangi waktu terpapar matahari pada pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.

” Oleskan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ setiap dua jam bahkan pada hari berawan, setelah berenang, atau berkeringat,” imbau BMKG melalui akun Instagram resminya (@infobmkg).

Penggunaan sunscreen penting untuk melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB. dimana sinar UV tinggi bisa berdampak buruk pada kulit. Dilansir dari Healthline, dokter kulit asal New York, Amerika Serikat (AS), dr. Barney Kenet mengatakan bahwa setiap orang wajib menggunakan sunscreen minimal SPF 30 dan diaplikasikan setiap dua hingga tiga jam sekali untuk perlindungan kulit yang maksimal.

Baca Juga  Dua Personel Damkar Tangsel Terjatuh Saat Padamkan Ruko Elektronik

“Jangan tertipu dengan berpikir bahwa Anda benar-benar terlindungi oleh sunscreen.SPF menunjuk perlindungan dari sinar UVB, bukan UVA,” ujar dr. Kenet mengungkapkan alasan sunscreen wajib rutin diaplikasikan ulang.

Berikut risiko jika tidak menggunakan sunscreen secara rutin.

1. Penuaan dini

Kulit yang tidak menggunakan sunscreen saat pagi hingga sore hari bisa meningkatkan risiko kerusakan kolagen dan jaringan ikat di kulit. Bila hal itu terjadi, elastisitas kulit akan menurun sehingga kulit menjadi keriput, kendur, dan tampak tua.

Menurut studi oleh National Health and Medical Research Council of Australia, penggunaan sunscreen secara rutin bisa mengendalikan penuaan pada kulit.

2. Kulit terbakar

Kulit terbakar alias sunburn terjadi ketika kulit kurang mendapatkan proteksi dari sunscreen. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan kulit yang memerah dan terasa perih.

Baca Juga  Wow! Empat Rempah Ini Miliki Nilai Jual Tinggi, Ada yang dari Indonesia

Kejadian kulit terbakar biasanya diakibatkan oleh paparan sinar matahari yang menyengat secara berulang. Jika dibiarkan, kulit bisa melepuh, merusak lapisan epidermis, hingga terasa perih.

3. Kanker kulit

Dampak terburuk bila tidak menggunakan sunscreen adalah meningkatkan risiko kanker kulit. Sebab, radiasi sinar UV bisa menyebabkan kerusakan DNA yang secara perlahan bisa memicu kanker.

Sebagian besar orang menganggap bahwa sunscreen hanya perlu digunakan saat cuaca terik, padahal sunscreen tetap harus digunakan meskipun cuaca mendung atau hujan. Sebab, awan tidak mampu menghalangi sinar UVA dan UVB.

“Menurut Yayasan Kanker Kulit (Skin Cancer Foundation), awan menyaring kurang dari 25 persen sinar UV yang menembus kulit penyebab kanker kulit,” ujar Dokter di Doctor On Demand, dr. Tony Yuan, dikutip dari Forbes.

Baca Juga  Mau Bahagia Sepanjang Hari? Yuk Usir Kebiasaan Buruk Ini di Pagi Hari

“Meskipun cuaca sedang sejuk dan berawan, kulit Anda masih bisa menyerap sebagian besar sinar UVA dan UVB,” lanjutnya.

Dengan demikian, penggunaan dan pengaplikasian ulang sunscreen setiap dua hingga tiga jam sekali saat cuaca mendung tetap perlu dilakukan guna melindungi kulit dari risiko kanker kulit.

Gejala kanker kulit berbeda-beda tergantung jenisnya. Namun, gejala umumnya ditandai dengan bintik-bintik luka, perubahan warna kulit, dan munculnya tahi lalat tertentu.

4. Hiperpigmentasi

Luka di kulit yang terpapar oleh radiasi sinar UV bisa menyebabkan munculnya post inflammatory hyperpigmentation (PIH). PIH atau hiperpigmentasi adalah kondisi munculnya bercak warna kecoklatan pada kulit.

PIH bisa dicegah dengan penggunaan dan pengaplikasian ulang sunscreen setiap dua hingga tiga jam sekali.(*)

 

Editor :Nur Komalasari

 

 

 

 


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

Perumda Tirta Kahuripan

Djarum Foundation

Pemkab Bogor