Kamis, Desember 5, 2024

Sejarah Lahirnya PDI Perjuangan Sampai Jadi Pemenang Pemilu 1999

Indonesiadaily.net – Sejarah PDI Perjuangan (PDIP) dapat dirunut mulai dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Soekarno pada 4 Juli 1927 di Bandung, Jawa Barat.

PNI adalah organisasi yang mengekspresikan rasa nasionalisme Indonesia pada masa pra kemerdekaan.

Sampai pada akhirnya di era Orde Baru (Orba), pemerintah melakukan perampingan partai politik dan menyisakan tiga partai besar yang diakui, yakni Golkar, PPP, dan PDI. Dimana, PDI didirikan pada 1973 hasil dari gabungan lima partai, yakni PNI, Parti IPKI, Parkindo, Murba, dan Partai Katolik.

Namun, meski sudah gabungan dari lima partai, PDI saat itu hanya mendapatkan suara kecil ketika pemilu. Seperti pada pemilu 1977, PDI hanya memperoleh 8,05 persen (29 kursi). Sementara itu, pada pemilu 1982, suara PDI semakin merosot, yakni hanya mendapatkan 6,66 persen atau 24 kursi.

Baca Juga  PKB Diprediksi Jadi Parpol Pertama yang Sah Jadi Peserta Pemilu 2024

Di tahun 1987, Ketum PDI pada saat itu Soejadi berhasil menarik anak Soekarno untuk bergabung, yakni Megawati dan Guruh Sukarno ke PDI. Tentunya itu untuk mendongkrak suara partai.

Alhasil, pada pemilu 1987 raihan suara PDI pun naik, yakni mencapai 10 persen atau setara 40 kursi. Tentunya itu jadi bukti elektabilitas PDI naik di masyarakat.

Namun, Soerjadi bepikir bahwa pencapaian ini menimbulkan keresahan dan tidak disukai oleh pemerintah Soeharto. Sampai akhirnya pada 21 Juli 1993, kongres IV PDI dilaksanakan di Medan. Pada pertemuan tersebut, Soerjadi dipilih menjadi Ketua Umum PDI. Namun, ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan hasil tersebut.

Sampai akhirnya ada perpecahan antara kubu Soerjadi dan Megawati. Melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang diselenggarakan di Surabaya pada 2 – 6 Desember 1993, nama Megawati diajukan. Akhirnya secara de facto, Megawati ditunjuk jadi Ketum PDI Periode 1993-1998.

Baca Juga  Muhammad Romadhon Komit Besarkan Partai Hanura di Bogor

Selanjutnya, Megawati ditunjuk secara aklamasi menjadi Ketum PDI pada 22-23 Desember melalui Munas di Kemang, Jakarta Selatan.

Namun, pada 23 Juli 1996, perseteruan dua kubu di PDI semakin memuncak. Terjadi kerusuhan dan memakan korban jiwa yang memantik rangkaian demonstrasi dan krisis politik di tahun 1997-1998.

Sepak terjang Megawati dan para pendukungnya di PDI kembali menguat setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya pada 21 Mei 1998. Peristiwa itu juga tanda berakhirnya era rezim Orde Baru.

Dalam kongres ke-V PDI di Denpasar, Bali, Megawati ditetapkan sebagai Ketua Umum PDI periode 1998-2003. Megawati juga mengubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan pada 1 Februari 1999, agar bisa mengikuti pemilu.

Baca Juga  Mahfudz Dampingi Ganjar, Relawan Optimis Menang 1 Putaran

Nama PDI Perjuangan disahkan oleh Notaris Rahmat Syamsul Rizal dan kemudian dideklarasikan beserta lambang baru pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta. Pada Pemilu 1999, PDI Perjuangan meraih suara 35.689.073 dan menjadi pemenang. Mereka kemudian mendapatkan 153 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). (*)

 

Editor : Pebri Mulya


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

Perumda Tirta Kahuripan

Djarum Foundation

Pemkab Bogor