Jumat, September 13, 2024

Secercak Noda Hitam Arema FC Dibalik Euforia Gelar Juara

 

Indonesiadaily.net – Pritttt…Prittt…Prittt bunyi peluit dari wasit Sance Lawita tanda pertandingan final antara Borneo FC melawan Arema FC telah usai. Pada pertandingan kali ini berhasil dimenangkan oleh Arema FC setelah berhasil mengandaskan lawannya melalui drama adu penalti. Kemenangan ini sekaligus menjadikan klub asal Malang tersebut sebagai juara pada kompetisi pra-musim Piala Presiden 2024.

Tentunya hasil ini merupakan kabar baik bagi ‘sebagian’ pendukung klub berjuluk singo edan tersebut. Apalagi gelar ini merupakan yang ke 4 kalinya setelah sebelumnya juara di tahun 2017, 2019 dan 2022.

Namun bukannya mendapat sanjungan ataupun ucapan selamat atas gelar yang diraih, klub yang berjuluk ‘Singo Edan’ ini justru mendapat cacian dari para suporter di Indonesia. Penyebab utamanya tentu tragedi Kanjuruhan yang merenggut 135 nyawa.

Baca Juga  Tim Dosen Jurusan Teknik Mesin PNJ Berikan Bantuan dan Pelatihan PJU Tenaga Surya

Sedikit mengulang sekitar 2 tahun kebelakang tepatnya pada tanggal 1 Oktober 2022 bertempat di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang. Pada saat itu digelar pertandingan ‘Derby Jawa Timur’ antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang memang selalu memikat jutaan pasang mata seluruh pecinta bola tanah air. Namun pertandingan yang dinanti tersebut justru menjadi awal bencana besar bagi publik sepakbola.

Stadion yang harusnya jadi tempat menikmati sepak bola justru beralih bak medan pertempuran. Ribuan manusia terjebak di dalam Stadion yang dipenuhi asap dari gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian hingga mengakibatkan satu – persatu korban berjatuhan hingga total 135 orang harus kehilangan nyawa. Memang begitu mengiris hati mendengar kabar seperti itu.

Baca Juga  Soft-Launching dan Sosialisasi Aplikasi Lalapan Kota Depok, Pengabdian Kepada Masyarakat Teknik Informatika Politeknik Negeri Jakarta

Namun ada yang jauh lebih mengenaskan, yakni keadilan turut lenyap bersama 135 yang lain. Bagaimana mungkin tragedi yang membunuh hampir 1 kodi manusia tersebut hanya memberikan vonis kurang dari 5 tahun kepada para terdakwa. Bahkan ada 2 terdakwa yang divonis bebas oleh hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang menangani perkara ini dengan pertimbangan anginlah yang mendorong gas air mata ke pinggir lapangan sehingga membuat jatuh korban jiwa, walaupun pada akhirnya vonis tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Agung.

Memang tidak salah kalau mereka memilih merayakan euforia kemenangan. Tapi akan lebih bijak lagi jika jajaran Arema FC lebih berempati kepada korban seperti yang dilakukan oleh rivalnya Persebaya Surabaya yang pada tahun 2005 memilih mundur saat pertandingan 8 besar Liga Indonesia demi keselamatan suporternya.

Baca Juga  Mengurangi Limbah Organik, Dosen PNJ Memberikan Pelatihan Pengolahan Limbah Menjadi Briket dan Eco Enzyme pada Warga Rumpin, Bogor

Sebagai penutup, penulis mengucapkan selamat untuk Arema FC atas gelar juaranya. Tentunya ini akan menjadi gelar yang paling berkesan karena 135 nyawa harus dikorbankan untuk eksistensi Arema.

Penulis : Fino


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

SPBU Jababeka 2 Cikarang

Perumda Tirta Kahuripan