SD Muhammadiyah Brosot Bangun Kepedulian Siswa Terhadap Penyandang Tuna Daksa

0
583
Suasana saat program One Foot One School (OFOS) Yayasan Visi Maha Karya yang dirangkai dengan kegiatan buka puasa bersama di lingkungan SD Muhammadiyah Brosot, Kamis, 28 Maret 2024. Foto : Istimewa

Indonesiadaily.net, Yogyakarta – Sekolah Dasar atau SD Muhammadiyah Brosot berkolaborasi dengan Yayasan Visi Maha Karya untuk membangun kepedulian siswa terhadap penyandang tuna daksa.

Hal tersebut diwujudkan dengan melaksanakan program Yayasan Visi Maha Karya, yakni One Foot One School (OFOS) yang dirangkai dengan kegiatan buka puasa bersama di lingkungan SD Muhammadiyah Brosot, Kamis, 28 Maret 2024.

“OFOS merupakan program  membantu anak TK dan SD penyandang tuna daksa untuk pemberian kaki palsu guna menunjang aktifitas anak,” tutur Relawan Visi Maha Karya Inti Astuti.

Suasana saat program One Foot One School (OFOS) Yayasan Visi Maha Karya yang dirangkai dengan kegiatan buka puasa bersama di lingkungan SD Muhammadiyah Brosot, Kamis, 28 Maret 2024. Foto : Istimewa

Visi Maha Karya mengajak atau mengajukan kerja sama dengan sekolah di Yogyakarta untuk membantu anak-anak penyandang tuna daksa dengan cara memberikan bantuan berupa kaki palsu.

“Hal ini mengajak anak-anak sekolah untuk berempati terhadap anak-anak yang menderita disabilitas khususnya penderita tuna daksa,” kata Inti Astuti.

Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah Brosot Sugiyanta mengungkapkan, kegiatan tersebut sudah dua kali diselenggarakan di sekolahnya, karena bermanfaat untuk menggali atau memantik kepedulian siswa terhadap penyandang tuna daksa.

“Dengan kegiatan ini anak-anak didik diharapkan menyisihkan sebagian uangnya untuk bersedekah guna membantu penyandang tuna daksa,” ungkap Sugiyanta.

Suasana saat program One Foot One School (OFOS) Yayasan Visi Maha Karya yang dirangkai dengan kegiatan buka puasa bersama di lingkungan SD Muhammadiyah Brosot, Kamis, 28 Maret 2024. Foto : Istimewa

“Kegiatan tersebut dapat mencegah pola pikir anak untuk tidak diskriminatif terhadap para disabilitas, dalam hal ini tuna daksa,” imbuh Sugiyanta.

Acara yang dikemas dalam pengajian Bulan Ramadan ini dimulai dengan pemutaran film yang menceritakan kisah seorang anak penyandang tuna daksa dan diakhiri dengan buka puasa bersama. (hes)


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini