Rabu, Januari 15, 2025

Program Magang KemenKopUKM, KUD Mino Saroyo Jadi Role Model Koperasi Nelayan Digital

Indonesiadaily.net– Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menjadikan KUD Mino Saroyo asal Cilacap, Jawa Tengah, sebagai role model koperasi nelayan yang telah menerapkan digitalisasi dalam Program Magang KemenKopUKM. Program tersebut bertujuan untuk mengembangkan koperasi nelayan dan perikanan di Indonesia.

Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) menempatkan para peserta magang untuk belajar di KUD Mino Saroyo. Peserta magang tercatat sebanyak 120 orang, yang terbagi dalam 4 batch (kelompok). Dalam setiap kelompok terdiri dari 30 orang yang berasal dari 10 koperasi nelayan atau perikanan yang berasal dari berbagai wilayah mencakup Sulawesi, Kalimantan, NTB, Aceh, Bangka Belitung, Lampung, Jatim, Jabar, Jateng, dan daerah lainnya.

“Melalui program magang ini kami berharap koperasi-koperasi bisa belajar sistem manajemen dan administrasi pengelolaan koperasi dengan lebih baik di koperasi kami,” kata Ketua KUD Mino Saroyo Untung Jayanto di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tegalkatilayu, Kabupaten Cilacap, Jateng, Kamis (28/9).

Menurut Untung, mengelola koperasi secara digital sangat mempermudah kinerja karyawan dan pengelola. Termasuk dalam manajemen TPI agar dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan akurat.

Baca Juga  Bak Langit dan Bumi, AV Dipenjara Bersama Bayinya, Putri Chandrawathi Masih Bebas

“Bahkan, di TPI kami, dari mulai penimbangan hasil laut hingga proses pelelangan sudah menerapkan sistem digital. Proses itu sudah terintegrasi dengan sistem yang ada di KUD Mino Saroyo. Jadi, kami bisa memonitor semua kegiatan yang ada,” katanya.

Salah seorang peserta magang bernama M Nawawi dari KUD Usaha Mandiri (Kabupaten Belitung) mengatakan, koperasinya yang bergerak di sektor usaha penjualan oli dan gas kini sedang membangun SPBU Nelayan yang ditargetkan akan beroperasi pada Desember 2023.

“SPBU milik kami ini di tahap awal nanti hanya diperuntukkan bagi para nelayan anggota koperasi,” katanya.

Dengan begitu, Nawawi merasa beruntung bisa mengikuti program magang di KUD Mino Saroyo. “Di sini, kita belajar penerapan digital dalam mengelola koperasi, termasuk manajemen pengelolaan SPBU Nelayan,” ucapnya.

Peserta magang dari Koperasi Nelayan Inti Rakyat asal Tenggamus, Lampung, bernama Siti Nurul Kholifatul Awaliyah mengatakan, manfaat dari magang ini adalah kesempatan mendapatkan ilmu mengelola koperasi yang baik secara digital, baik dari sisi manajemen keuangan hingga produksi. “Koperasi kami bergerak di usaha simpan pinjam, pengolahan makanan berbahan dasar ikan, dan produksi ikan asap,” ucap Siti.

Baca Juga  Pemerintah Terapkan Nilai Pancasila, Wujudkan UMKM Tangguh

Bahkan, kata Siti Nurul, koperasinya sudah memiliki rencana untuk membangun dan mengelola SPBU Nelayan. “Jadi, kami belajar di KUD Mino Saroyo tentang bagaimana mengelola SPBU Nelayan dengan baik dan benar,” terangnya.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional KemenKopUKM Nasrun Siagian menjelaskan, kegiatan magang merupakan satu model pembelajaran dalam transfer pengetahuan dengan metode Amati, Tiru, Modifikasi, dan Replikasi atau ATMR. “Tapi, dengan tetap menyesuaikan dengan kearifan lokal dan kemampuan koperasi,” kata Nasrun.

Terkait pemilihan koperasi modern  sebagai tempat magang, juga tidak sembarangan. KUD Mino Saroyo dinilai jadi role model koperasi nelayan yang berdiri sejak 1942 dan beranggotakan 8.322 orang, telah berhasil dalam mengembangkan usahanya melalui unit-unit bisnis dan menyejahterakan nelayan.

“KUD Mino Saroyo juga merupakan koperasi yang berhasil dalam Program Solar untuk Koperasi (Solusi) Nelayan yang ditujukan agar penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi khusus nelayan bisa selalu tepat sasaran,” kata Nasrun.

Baca Juga  Acara HUT RI di IKN Habiskan Duit Rakyat Rp161 M, CBA: Pemborosan!

Begitu juga dengan digitalisasi, KUD Mino Saroyo sudah mengadopsi Aplikasi CUSO Minos untuk memonitor penggunaan solar subsidi bagi nelayan Koperasi Mino Saroyo dan mencatat produktivitas tangkapan ikan.

Aplikasi digital CUSO Minos juga bisa memonitor penggunaan BBM oleh nelayan untuk melaut dan mencatat produktivitas tangkapan nelayan yang dijual di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) secara digital.

KUD Mino Saroyo saat ini telah mampu mengelola 8 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di wilayah Cilacap. Salah satunya TPI Higienis PPS. Komoditas utamanya, ikan tuna, cakalang, udang, dan layur.

KUD ini juga sudah memiliki kapal sendiri untuk mencari ikan, memiliki 5 unit SPBU Nelayan, dan 1 unit Fixed Bunker Agent (FBA) yang baru dibangun untuk memenuhi kebutuhan BBM industri bagi kapal-kapal berukuran di atas 30 gross tonage (GT).(*)

Editor : Nur Komalasari


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

Perumda Tirta Kahuripan

Perumda Tirta Kahuripan

Djarum Foundation

Pemkab Bogor