Jumat, Desember 6, 2024

Profil dan Perjalanan Hidup Ki Hajar Dewantara, Ada Apa dengan 2 Mei?

Indonesiadaily.net – Ki Hajar Dewantara, nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, Indonesia. Ayahnya, RM Soerjaningrat, adalah seorang pegawai kerajaan dan ibunya, R.A. Soeratno, adalah putri dari seorang pengusaha kaya. Ki Hajar Dewantara tumbuh dalam keluarga bangsawan Jawa yang terkenal.

Ki Hajar Dewantara mulai bersekolah di Nederlandsch-Indische Normaalschool di Yogyakarta pada usia 16 tahun. Setelah lulus, beliau menjadi guru di sekolah Belanda di Kutoarjo dan kemudian dipindahkan ke sekolah di Banguntapan, Yogyakarta. Di sana, beliau merasakan ketidakadilan yang dihadapi oleh siswa pribumi, terutama dalam hal pendidikan.

Pada tahun 1913, Ki Hajar Dewantara memulai perjalanan studi ke Eropa. Selama di Belanda, beliau bergabung dengan organisasi-organisasi pelajar Indonesia dan mulai menulis artikel tentang pendidikan nasional di Indonesia.

Baca Juga  Bawaslu dan KPU Tidak Sependapat untuk Pembatasan Jumlah Pemilih di TPS

Pada tahun 1917, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas bagi anak-anak Indonesia dari segala lapisan masyarakat. Lembaga ini menjadi cikal bakal pendidikan nasional Indonesia.

Selain menjadi pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara juga terlibat aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) dan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam kabinet pertama Indonesia. Selama menjabat sebagai menteri, beliau memperjuangkan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi seluruh anak Indonesia.

Ki Hajar Dewantara meninggal pada tanggal 26 April 1959 di rumahnya di Yogyakarta, Indonesia. Pada saat itu, beliau sedang dalam keadaan sakit dan dalam perawatan. Menurut beberapa sumber, Ki Hajar Dewantara meninggal karena serangan jantung.

Baca Juga  Teungku Lah, Panglima GAM yang Bersahaja pada 21 Tahun Silam

Kabar meninggalnya Ki Hajar Dewantara sangat mengguncang masyarakat Indonesia, terutama mereka yang mengenal dan mengagumi jasa-jasanya dalam bidang pendidikan. Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa kehilangan Ki Hajar Dewantara adalah kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.

Dia dihormati sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah pendidikan nasional Indonesia dan pengaruhnya masih terasa hingga saat ini. Taman Siswa yang didirikannya masih beroperasi dan terus menginspirasi pengembangan pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara diakui sebagai Bapak Pendidikan Nasional oleh Pemerintah Indonesia, dan pada setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional untuk mengenang jasa-jasanya dalam memajukan pendidikan di Indonesia. (*)

 

Editor: Pebri Mulya


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

Perumda Tirta Kahuripan

Djarum Foundation

Pemkab Bogor