Indonesiadaily.net – Sebuah pasangan, baik pria ataupun wanita memiliki peran dalam menggunakan kontrasepsi dalam pengendalian kelahiran.
Namun, realitanya penggunaan alat kontrasepsi khususnya kondom bagi pria di Indonesia masih tergolong minim. Dimana pengendalian kelahiran kebanyakan masih dibebankan pada wanita.
Alat kontrasepsi masih difokuskan pada perempuan, mulai dari penggunaan pil KB hingga KB suntik.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, padahal ada dua jenis alat kontrasepsi yang bisa digunakan pria Indonesia, yakni kondom dan vasektomi.
“Tapi (penggunaan) keduanya sangat rendah, bahkan penggunaan dua alat kontrasepsi ini tidak mencapai 5 persen,” kata Hasto.
Tercatat penggunaan kondom di Indonesia per 2021 lalu saja baru mencapai 3,37 persen. Sementara untuk vasektomi hanya di angka 0,4 persen.
Hasto menyebut memang para pria, khususnya suami di Indonesia masih enggan menggunakan alat kontrasepsi. Kebanyakan dari mereka masih berpikir bahwa pengendalian kelahiran hanya terbatas di alat reproduksi wanita.
“Bukan hanya itu, para suami juga menganggap penggunaan kondom bisa mengurangi rasa nikmat saat berhubungan badan,” jelasnya.
Sementara untuk penggunaan vasektomi para pria ini takut karena ada prosedur bedah yang harus dilakukan. Mereka takut terluka atau ada efek samping tertentu pada penisnya jika melakukan vasektomi.
Untuk diketahui, prosedur vasektomi memang dilakukan dengan operasi bedah minor. Prosedur ini dilakukan untuk memotong saluran pada penis yang dilalui sperma dari testis dan diikat untuk mencegah sperma mencapai air mani saat ejakulasi terjadi.
“Sejauh ini kita gencar sosialisasi. Kondom kita gencarkan untuk pascapersalinan dan untuk mencegah penyakit menular seksual. Vasektomi kita galakkan terus ke para suami dan dijelaskan juga manfaatnya,” kata dia. (*)
Editor : Pebri Mulya