Indonesiadaily.net – Presiden Peru, Dina Boluarte menginginkan kongres untuk segera mempercepat pemilihan umum (pemilu). Itu adalah keputusan yang dibuatnya selain, menolak untuk mundur meski massa pendukung mantan presiden Pedro Castillo memintanya.
Dilansir AFP, Boluarte meminta kongres segera percepat pemilu untuk meredam kerusuhan, usai adanya protes keras terhadap dirinya usai Castillo dimakzulkan.
“Apa yang diselesaikan dengan pengunduran diri saya? Kami akan berada di sini, dengan tegas, sampai Kongres memutuskan untuk memajukan pemilu,” kata Boluarte.
Pernyataan itu disampaikan sehari setelah anggota parlemen memberikan suara menentang RUU untuk mengadakan pemilu Desember 2022. Diketahui, pemilu presiden Peru seharusnya dilaksanakan dua tahun lagi.
Pada hari Jumat 16 Desember 2022, Ketua DPR di Peru, Jose Williams mengatakan, sesi kongres yang akan datang jadi bahan untuk peninjauan pemungutan suara.
Dalam pidato nasional yang disiarkan televisi, Boluarte menyatakan penyesalan atas protes dan kematian, yang sebagian besar terjadi dalam bentrokan dengan pasukan keamanan termasuk militer, yang telah diberi wewenang untuk menegakkan ketertiban di bawah keadaan darurat.
Jika pasukan bersenjata turun ke jalan, katanya, “itu untuk menjaga dan melindungi” warga Peru karena protes itu “meluap” dengan elemen kekerasan yang terkoordinasi dan tidak spontan.
“Kelompok-kelompok ini tidak muncul dalam semalam. Mereka secara taktis mengatur untuk memblokir jalan,” kata Boluarte.
Seperti diketahui, negara di Amerika Selatan itu dilanda kerusuhan sejak Presiden Castillo dimakzulkan dan ditangkap pada 7 Desember 2022 setelah berusaha membubarkan Kongres. Sampai saat ini, setidaknya 18 orang tewas, termasuk anak di bawah umur.
Para pengunjuk rasa menyerukan pembebasan mantan presiden Castillo yang digulingkan, pengunduran diri Boluarte dan penutupan Kongres, dan pemilihan umum segera. (*)
Editor : Pebri Mulya