Indonesiadaily.net – Pemberdayaan masyarakat merupakan hal yang sangat penting sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat kemiskinan terutama dari dampak yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 terdapat sekitar 7,65 % penduduk berumur diatas 15 tahun yang masuk kedalam status pengangguran terbuka di Kabupaten Bogor. Selain itu, persentase penduduk miskin di Kabupaten Bogor dari tahun 2019 – 2021 mengalami peningkatan sebesar 1,47 %.
Di Desa Cikarawang, terdapat satu kampung yang mana pemudanya sangat aktif dalam budidaya tanaman sayur dengan menggunakan green house hidroponik, yaitu di Kampung Carang Pulang. Kelompok pemuda dengan rentang umur 17 – 25 tahun dengan total anggota 8 orang, membetuk suatu kelompok usaha pada tahun 2021 dengan nama Kelompok Pendawa Tani yang diketuai oleh Andy.
Kami Universitas Jayabaya Fakultas Teknologi Industri bersama dengan kelompok pendawa tani ini berkolaborasi membangun smart greenhouse di mana teknologi ini dibangun untuk mempermudah kelompok tani tersebut untuk melakukan penanama, monitoring hingga produksi sayur di greenhouse.
Greenhouse yang dimiliki oleh pendawa tani ini berisikan 1.728 lubang dengan tanaman yang di tanama adalah pokcoy dan juga selada. Hasil panen tanaman pakcoy dan selada dari green house hidroponik ini merupakan sumber pendapatan bagi kelompok Pendawa Tani.
Saat ini proses budidaya tanaman di green house masih dilakukan secara manual, dan setelah dilakukan analisa masih kurang optimal sehingga menghasilkan tanaman yang kurang berkembang dengan baik. Tanaman yang dihasilkan, dipasarkan kepada warga sekitar atau dijual di sekitar area dramaga. Dalam proses produksinya, kelompok Pendawa Tani mengalami beberapa kendala produksi yaitu :
a. Dalam keadaan tertentu air di desa cikarawang bisa sangat sedikit dari sumber mata air sehingga warga perlu menghemat air
b. Tidak adanya monitoring suhu dan kelembapan pada green house
c. Tidak adanya system untuk recycle air baku, untuk mengantisipasi air baku yang terkadang kering.
d. Kelompok pendawa tani memiliki alat pengukur PH dan ppm untuk mendeteksi kadar air yang telah ditambahkan cairan AB mix, tapi saat ini alat tersebut sudah rusak sehingga para petani memberikan cairan AB mix tanpa melihat berapa ppm dan PH yang terkandung dalam jerigen air yang terhubung dengan tanaman.
e. Dari kasus tersebut di peroleh hasil tanaman dengan batang lebih kurus dari biasanya baik pokcoy ataupun selada
Dari permasalah tersebut akhirnya kami berkolaborasi membuat suatu sistem monitoring green house yang kami namakan smart greenhouse. Di mana teknologi ini akan mengukur kadar suhu kelembapan pada greenhouse dan juga air pada bak penampungan masing-masing lubang, selain itu juga smart greenhouse ini di dukung dengan penambahan sensor yang otomatis akan menyiram serta mengukur kadar ppm, ph pada air yang telah diberikan nutrisi AB mix serta seluruh riwayat aktivitas greenhouse dapat dilihat pada sistem yang dapat dilihat oleh handphone. Penampakan alat tersebut seperti pada gambar dibawah ini. Hasil yang cukup signifikan juga mulai terlihat dari hasil produksi dan juga penggunaan air jadi lebih hemat. (*)