Indonesiadaily.net – Sebagai produsen pertama yang menjual mobil listrik murni alias battery electric vehicle (BEV) secara massal di dunia, ternyata tidak terlalu laris penjualannya, bahkan di negara asalnya, yakni Jepang.
Nissan Leaf yang menjadi andalannya, pertama kali meluncur ke pasar Amerika Serikat dan Jepang mulai Desember 2010 dan saat ini sudah masuk generasi kedua yang dijual sejak Oktober 2017. Hatchback listrik lima penumpang ini, ternyata tidak terlalu laris penjualannya.
Padahal, Jepang merupakan negara maju dengan level pendapatan GDP perkapita 39.285 dollar AS, sedangkan Indonesia baru 4.356 dollar AS. Artinya, dari segi daya beli tentu saja mobil listrik termewah sekalipun bisa laris di Jepang, tetapi yang terjadi justru sebaliknya.
Regional Vice President Nissan ASEAN Isao Sekiguchi mengatakan, ada empat faktor yang bisa menyebabkan mobil listrik laku di pasar suatu negara. Keempatnya saling berhubungan dan wajib diterapkan, jika memang suatu negara ingin terjadi pergeseran pasar dari mobil konvensional menjadi BEV.
Faktor pertama, adalah pentingnya meningkatkan pemahaman dan pengetahuan terhadap mobil listrik. Semakin banyak warga satu negara paham segala sesuatu soal mobil listrik, maka penjualan di pasar akan semakin besar.
Kedua, terkait dengan akses infrastruktur berupa fasiliitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang mudah diakses konsumen. Meskipun, faktor kedua ini bukan menjadi alasan utama mengapa penjualan mobil listrik di Jepang tidak kunjung tumbuh.
“Di Jepang saat ini terdapat 30.000 SPKLU dan jumlah ini lebih banyak dari SPBU. Tapi pangsa pasar mobil listrik, masih 1 persen terhadap total industri,” ucap Isao.
Mengutip Nikkei Asia, sepanjang 2021 total mobil listrik yang berhasil terjual di Jepang, sekitar 20.000 unit saja. Padahal, total penjualan mobil di Jepang pada periode yang sama tercatat 3,68 juta unit. Artinya, porsi penjualan mobil listrik di Jepang Cuma 0,54 persen saja.
Ketiga, insentif yang diberikan pemerintah untuk mendorong konsumen beralih menggunakan mobil listrik dari mesin konvensional. (*)
Editor : Fenilya