Selasa, Januari 21, 2025

Muktamar Muhammadiyah 48 Surakarta : Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta

Oleh : Hariyadi

student@umj.ac.id

Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Mampang Kota Depok

Mahasiswa SPS Program Doktor Universitas Muhammadiyah Jakarta-UMJ

 

GEGAP gempita, itulah gambaran hati saya ketika mobil yang saya kendarai keluar exit 14 Surakarta. Bagaimana tidak, beberapa saat setelah tapping E toll ribuan bendera Muhammadiyah-Aisyiyah-Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah menyambut saya dan ribuan penggembira yang hadir untuk memeriahkan agenda rutin 5 tahunan ini. 

Kegiatan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke 48 sendiri berlangsung pada tanggal 18-20 November 2022 bertempat di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Selain Edutorium UMS, Anam mengatakan Muktamar ke-48 memiliki tiga venue lainnya seperti Stadion Manahan untuk pembukaan Muktamar ke-48, selanjutnya De’ Tjolomadoe sebagai lokasi hiburan bagi para penggembira seperti bazar dan expo, dan gedung Siti Walidah UMS untuk rangkaian kegiatan Muktamar Aisyiyah.  Kemegahan, keindahan dalam penyelenggaraan Muktaram 48 ini menjadi titik perhatian para muktamirin dan juga warga Muhamamdiyah yang hadir memadati kota Surakarta.

Merupakan hal yang sangat fantastis melihat berbagai persiapan yang telah dilakukan panitia. Peserta dan penggembira yang memadati muktamar kali ini sejumlah 3 jutaan sehinggah pantaslah jika menempatkan agenda pembukaan dan hiburan untuk penggembira di Stadion Manahan dan De’ Tjolomadoe. Pada muktamar kali ini saya bersama rombongan mewakili pimpinan Ranting Muhammadiyah Mampang Kota Depok sebagai penggembira dalam Muktamar 48. Bangga melihat kesuksesan panitia dalam menyelenggarakan ivent besar berskala Nasional. Memberikan servise yang sangat maksimal, mulai dari pengaturan system lalu lintas, penyiapan venue yang luar biasa indah, banyaknya posko yang menyiapkan makanan gratis, bahu membahu warga, pemuda Ansor/ Banser dan gereja gereja menyiapkan penginapan gratis. Keharmonisan dan kekeluargaan telah mendukung penuh terhadap kesuksesan panitia Muktamar. Jutaan warga muhammadiyah berkumpul di sini adalah sebab kerinduan terhadap para pimpinan dan juga organisasinya, hal ini merupakan bukti cintanya kepada Muhammadiyah dan rasa memiliki organisasi yang saat ini bertaraf Internasional. 

Baca Juga  Modul 3.3 “Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid” Koneksi Antar materi

Muhammadiyah bukan hanya milik Indonesai tetapi juga dunia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya didirikan Pimpinan Cabang Istmewa Muhammadiyah (PCIM) yang berada di luar negeri. Berikut daftar PCIM yang telah mengharumkan nama Muhammadiyah di kancah Internasional di antaranya; PCIM Kairo-Mesir, PCIM Iran, PCIM Sudan, PCIM Belanda, PCIM Jerman, PCIM UK (Inggris), PCIM Libya, PCIM Malaysia, PCIM Prancis, PCIM Ameria Serikat, PCIM Japan, PCIM Pakistan, PCIM Australia, PCIM Rusia, PCIM Taiwan, PCIM Tunisia, PCIM Turki, PCIM Korea Selatan, PCIM Tiongkok, PCIM Arab Saudi, PCIM India, PCIM Maroko, PCIM Yordania, PCIM Yaman  dan tentinya akan semakin banyak lagi PCIM yang akan terbentuk di masa yang akan datang.

Selain itu, menurut data PP Muhammadiyah (2022) Muhammadiyah mengelola dan mengembangkan 20.233 TK/KB/ PAUD, 2.817 MI/SD, 1,826 MTs/SMP, 440 Pesantren, 1.364 MA/SMA, 171 PTM/A, 355 RS dan Klinik, 562 Panti Asuhan.  Amal usaha ini meliputi di dalam dan di luar negeri.

Capaian yang membanggakan menurut saya seorang ketua pimpinan Ranting Muhammadiyah di Mampang Kota Depok, saya bangga dengan Muhammadiyah. Adapun Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan sosial juga telah banyak membantu pemerintah dalam mencerdaskan masyarakat, hal ini bias kita lihat bahwa Muhammadiyah telah Memiliki ribuan amal usaha baik di dalam Negeri maupun luar negeri. Organisasi Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 bertepatan pada 8 Dzulhijjah 1330, di Kampung Kauman Yogyakarta, saat ini telah berusia 110 tahun atau satu abad lebih sepuluh tahun, telah sukses memberikan uswah/ keteladanan dalam berorganisasi.

Baca Juga  Aktivis, menulislah !!! 

Muktamar Muhammadiyah 48 Surakarta diselenggarakan secara hybrid, yaitu secara luring dan daring dari 200 lebih titik rapat, hal ini menjadikan nilai tersendiri bahwa masyarakat Muhammadiyah  melek digital, terdepan dalam menyongsong kemajuan teknologi, metode hybrid merupakan metode yang efektif untuk menggelar berbagai macam pembelajaran dan juga pertemuan terutama pasca pandemic Covid 19 saat ini.

Dipandang dari konsep organisasi dan para pengelolanya, tujuan organisasi, , kematangan dalam rancangan organisasi, evolusi organisasi, lingkungan organisasi (strategi dan unsure organisasi), desain organisasi dan teknologi, kelahiran, pertumbuhan, penuruanan dan kematian organisasi, pengambilan keputusan, pembelajaran dan perubahan perusahaan, budaya organisasi, konflik, kekuatan dan politik, maka muhamamadiyah adalah salah satu organisasi besar yang telah memberikan contoh kemajemukan yang tertata rapih dan jauh dari kepentingan-kepentingan pribadi.

Setidaknya ada 4 isu strategis yang digulirkan dalam muktamar 48 Suakarta ini, yaitu 1) Membangun Tata Dunia yang Damai Berkeadilan, yaitu meminimalir atau menghindari konflik. Sebagaimana kita ketahui banyak negara yang masih terjadi konflik yang mana hal ini bertentangan dengan nilai nilai kedamaian dalam Islam serta UUD 1945, 2) Regulasi Dampak Perubahan Iklim, yakni upaya penyelamatan iklim global yang semakin tidak menentu, mengembalikan ekosistem kepada habitatnya, menanam kembali pohon, membuat system tata kelola bangunan yaitu dengan membangun tanpa harus merusak, 3) Mengatasi Kesenjangan Antar-Negara, membangun kerjasama ke seluruh negara di penjuru dunia dalam bidang ekonomi, politik, teknologi serta keamanan global. Selain itu, perubahan geopolitik internasional mendorong perlu komitmen prima untuk memastikan keadilan energi, tata ekonomi dunia yang adil, dan mengurangi beragam konflik akibat kutukan keberlimpahan sumber daya (paradox of plenty) di negara-negara selatan (global south), 4) Menguatnya Xenofobia, Perlu kerja sama lintas organisasi masyarakat sipil global (global civil society network) untuk terlibat aktif dalam upaya menanggulangi dampak dan mencegah meluasnya sikap-sikap xenofobia dalam arti luas, bukan hanya sikap anti dan diskriminatif terhadap orang asing, melainkan juga sikap antipati dan diskriminatif terhadap kelompok dan identitas yang dianggap berbeda dan asing. Bukan hanya dalam pengertian orang asing, melainkan juga termasuk kepada sikap ‘anti’ dan penolakan terhadap hal-hal yang dianggap asing, seperti keyakinan, budaya, identitas, tradisi dll.

Baca Juga  Dosen dan Mahasiswa FIKES UPN Veteran Jakarta Menggalakkan “GERCHIS” di RW 6 Kecamatan Limo Kelurahan Grogol

Sidang Tanwir Berjalan Kondusif-Menggembirakan, Teladan Bagi Warga Muhammadiyah. Sidang Pleno IV forum Tanwir Muhammadiyah resmi ditutup pada Jumat (18/11). Menutup sidang, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyatakan rasa Syukur. Sidang berjalan dengan sangat kondusiv ini menurutnya adalah contoh bagi gelaran Sidang Muktamar yang akan datang dan uswah hasanah (teladan) bagi Musyawarah Wilayah (Muswil), Musyawarah Daerah (Musda), hingga Musyarawah Ranting (Musran).  Dari 39 nama calon anggota PP Muhammadiyah Buya Anwar Abbas memperoleh suara tertinggi. Buya Anwar Abbas memiliki konsep yang sangat popular tentang gerakan ekonomi. (*)

 

Solo, 19 November 2022/ 24 Rabiul Akhir 1444 H


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

Perumda Tirta Kahuripan

Perumda Tirta Kahuripan

Djarum Foundation

Pemkab Bogor