Indonesiadaily.net – Meski sudah berusia 80 tahun, Presiden Amerika Serikat (AS) saat ini, Joe Biden akan mencalonkan diri kembali sebagai presiden pada pemilihan 2024.
Dalam video pidatonya, Biden mengaku masih ingin berjuang untuk menyelamatkan demokrasi Amerika dari “ekstremis” Partai Republik.
“Ketika saya mencalonkan diri sebagai presiden empat tahun lalu, saya mengatakan kami sedang berjuang untuk jiwa Amerika. Dan kami masih [berjuang]. Itulah pekerjaan masa jabatan pertama saya: memperjuangkan demokrasi kita. Ayo selesaikan pekerjaan ini,” kata Biden sebagaimana dilaporkan AFP.
Setelah serangkaian kemenangan legislatif domestik yang besar dan perjuangan kebijakan luar negeri yang penting, termasuk kepemimpinan koalisi Barat yang membantu Ukraina melawan invasi Rusia, Biden tidak memiliki penantang nyata dari dalam Partai Demokrat.
Lanjut pada permahasalahan pemulihan ekonomi AS pascapandemi yang kuat, dibantu oleh pengeluaran federal bersejarah untuk memperbarui infrastruktur dan mendorong investasi di sektor kendaraan listrik dan semikonduktor berteknologi tinggi.
Biden menempatkan dirinya sebagai juara orang Amerika kerah biru dan mengatakan Partai Republik lebih peduli dengan Wall Street.
“Saya pikir harus ada pajak minimum untuk miliarder. Tidak ada miliarder yang harus membayar tarif pajak yang lebih rendah daripada pekerja konstruksi, guru sekolah, petugas pemadam kebakaran, polisi, perawat. Maksud saya, itu salah,” katanya dalam pidatonya, disela tepuk tangan panjang dan nyanyian ‘empat tahun lagi!’.
Jika kembali terpilih, Bidan akan berusia 86 tahun pada akhir masa jabatan kedua. Bahkan jika pemeriksaan medis pada Februari menemukan dia “layak” untuk menjalankan tugas kepresidenan, banyak orang termasuk basis pemilihnya sendiri percaya dia terlalu tua.
“Saya suka apa yang dilakukan Biden. Saya pikir dia melakukan pekerjaan dengan sangat baik. Tapi, dia benar-benar terlalu tua untuk pekerjaan itu,” kata pensiunan Roger Tilton.
Sementara itu, Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev menyebut Joe Biden pikun dan “kakek yang putus asa” terkait pencalonan kembali dirinya sebagai Presiden AS.
“Biden telah mengambil keputusannya. Kakek yang putus asa. Jika saya berada di posisi militer AS, saya akan segera membuat tas kerja palsu dengan kode nuklir palsu jika dia menang untuk menghindari konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki,” tulis Medvedev di Telegram.
Medvedev, yang merupakan Wakil Kepala Dewan Keamanan Nasional Rusia, sering mengkritik Barat dalam omelan media sosialnya.
Adapun, hubungan AS-Rusia telah anjlok sejak dimulainya serangan Rusia di Ukraina pada Februari 2022 dan Washington telah menjadi pendukung militer dan keuangan utama Ukraina. (*)
Editor: Pebri Mulya