Indonesiadaily.net – Teddy Syach, aktor yang satu ini tentunya sudah tidak asing lagi, terutama di dunia entertainment. Aktingnya yang totalitas, kerap bisa membuat penonton terkesima. Berkat kesungguhan dan konsistensinya, bapak dua anak ini bahkan telah membintangi seratus lebih judul sinetron.
Teddy Syach yang lahir pada 21 Juli 1974 dik, ia sukses memerankan berbagai karakter dan terjun di dunia sinetron maupun film.
“Alhamdulillah sehat. Sedang sibuk syuting dan melanjutkan usaha yang ditinggalkan almarhumah (Rina Gunawan),” ujar Teddy Syach mengawali perbincangan dengan host Salma Calla di program Bincang Bogordaily yang telah tayang di Youtube Channel Bogordaily TV.
Selepas kepergian sang istri tercinta, Rina Gunawan, kesibukan Teddy Syach kini bertambah. Selain tetap fokus mengurus dua buah hatinya, ia juga melanjutkan usaha wedding organizer yang dulu digeluti almarhumah Rina Gunawan. Meski demikian, kariernya di dunia hiburan tak lantas ia tinggalkan.
Dunia seni peran rupanya telah ia geluti sejak usianya 11 tahun. Meski dulu hanya peran figuran, tetapi dari situ ia terus mengasah bakatnya di bidang akting. Tak sia-sia, ketekunan dan jerih payahnya membuat Teddy Syach hilir mudik menerima berbagai tawaran berakting. Untuk film ia pernah menjadi aktor di Kafir: Bersekutu dengan Setan (2018) dan Teachers (2021).
sedangkan untuk judul sinetron, Teddy Syach mengaku sudah sekitar seratus lebih peran yang dimainkannya, salah satunya sinetron yang tayang 26 tahun silam yakin 1996, ia pernah berperan di Noktah Merah Perkawinan.
Kemudian judul lainnya seperti Inayah, Pat… Pat… Gulipat, Anugerah, Tarzan dan Zaenab, Pangeran, Cinta yang Hilang, Jalan Langit, dan terbaru Cinta Alesha yang kini sedang tayang di layar RCTI.
Bagi Teddy, kesuksesannya di dunia seni peran salah satunya karena rasa cintanya terhadap profesi yang telah membesarkan namanya itu. Ia pun melewati proses demi proses hingga akhirnya dikenal sebagai aktor ternama.
“Menjadi aktor itu ada proses. Bagi saya itu harus mencintai profesi. Jadi aktor dari usai 11 tahun sebagai piguran dan sudah lebih dari 100 judul,” ujar Teddy Syach.
Dari berbagai karakter yang ia perankan, Teddy mengaku pernah mendapat peran yang baginya menjadi tantangan yakni memerankan tokoh kembar empat sekaligus. Alhasil, dalam satu waktu Teddy harus mampu menjadi empat karakter berbeda.
Lalu peran apa yang sulit bagi seorang Teddy Syach? Rupanya menjadi protagonis atau tokoh yang baik ternyata menjadi peran yang agak sulit. Bagi Teddy, menjadi tokoh baik atau protagonis maka harus senada dengan di dunia nyata.
“Jadi aktor harus hati-hati apalagi memerankan tokoh protagonis karena harus menjaga imej juga di luar peran dan di Indonesia itu tidak mudah,” jelasnya.
Untuk memerankan berbagai karakter, Teddy mengaku belajar dari pengalaman. Misalnya, saat ia bertemu orang lain dengan karakter tertentu maka akan ia pelajari dan dijadikan sebagai bahan untuk mendalami aktingnya. Alhasil, hal ini bisa membuat penonton terbawa suasana. Dan paling penting kata Teddy Syach adalah pengalaman empiris kesehariannya.
“Saat berinteraksi dengan siapa pun jangan diam saja, jangan cuek karena suatu saat ada gunanya. Sebagai seorang aktor yang harus dilakukan itu pengalaman ketika kita bertemu siapa saja. Ketika orang bercerita apa pun itu ditangkap. Oh, ketika orang mendapat beban ini jadi seperti ini. Itu dulu yang dikumpulkan. Setelah itu dapat peran apa, nah baru di situ berbakat atau tidak,” paparnya.
Tak hanya itu, ia yang hidup di keluarga dengan berbagai budaya juga dijadikannya sebagai pembelajaran.
“Saya berdarah Jawa, sedikit Jerman, ada China dan Medan. Lengkap. Jadi saya dapat semua budaya.Itu yang saya pakai di televisi,” ungkap adik dari aktor Atalarik Syach itu.
Sementara itu, bagi Teddy Syach hidup adalah perjalanan. Manusia kata dia, hidup dalam pencarian.
“Dalam perjalanan hidupnya manusia itu mencari. Di mana sebenarnya. Tapi dalam perjalanannya lakukan sungguh-sungguh, serius ketika mengerjakan apapun. Jangan setengah-setengah. Meskipun pasti ada rasa jenuh. Lakukan sesuatu yang bisa bermanfaat coba lakukan. Nikmati, enjoy, happy,” ujarnya.
Tak hanya itu ia, pun selalu bersyukur atas apa yang telah dilaluinya dan menjalankan apa yang harus dijalankan walaupun sekecil apapun yang penting bermafaat.
“Yakin saja dengan apa yang kita kerjakan,” tutupnya. (*)
Editor : Pebri Mulya