Indonesiadaily.net – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang menyebut sebanyak 10 sapi terinfeksi penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit dengan gejala terdapat benjolan pada kulit.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner DPKP Kabupaten Tangerang, Joko Ismadi mengatakan, sapi-sapi tersebut berasal dari Boyolali yang dibawa ke Cileles, Tigaraksa.
“Ini sapi berasal dari Boyolali ada 11 ekor, dan tiba di wilayah Cileles, Tigaraksa sebanyak lima ekor sisanya di wilayah lain. Itu jadi penyebab adanya penyakit hewan di Tangerang,” ujar Joko, Rabu (8/2/2023).
Joko menjelaskan, penemuan itu bermula dari adanya dua hewan yang dinyatakan positif LSD, dan pihaknya pun langsung melakukan penelusuran secara menyeluruh pada Sabtu, 4 Februari 2023, yang berhasil menemukan lagi delapan ekor hewan ternak yang bergejala dengan terdapat benjolan di kulitnya itu.
“Sekarang terdapat lagi di dua lokasi ternak, dan sekarang sudah ditangani. Namun kita masih menunggu hasil cek laboratorium, apakah positif atau tidak,” katanya.
Joko mengimbau, para peternak untuk segera melaporkan kepada petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) terdekat, jika ditemukannya kasus LSD menjangkit ternaknya.
“Kami juga minta kandang ternak itu ditingkatkan kebersihannya, diberi desinfektan secara rutin, ternak diberikan pakan yang bersih dan berkualitas, serta pengendalian lalu lintas hewan rentan dengan segera dilakukan vaksinasi,” imbaunya.
Lumpy skin diseses (LSD) adalah penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus pox. Penyakit LSD menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar.
Meskipun tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia, namun LSD menimbulkan kerugian yang besar. Kerugian yang ditimbulkan berupa kehilangan berat badan, karena hewan tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran dan kerusakan pada kulit.
Sapi yang terserang LSD menunjukkan beberapa gejala seperti demam, timbulnya benjolan-benjolan pada kulit dengan batas yang jelas, sehingga penyakit ini bisa juga dinamai penyakit kulit benjol, keropeng pada hidung dan rongga mulut dan pembengkakan pada kelenjar pertahanan.
Penulis : Ihya Ulumuddin
Editor : Nur Komalasari