Indonesiadaily.net – Penyakit campak telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa di Indonesia. Kemenkes telah menyebut jika penyakit ini berbagai macam kelompok umur.
“Jumlah kejadiannya sampai dengan Desember 2022 dilaporkan dari 31 provinsi. Pasiennya hampir di semua umur,” Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi seperti dilansir dari Suara.com.
Menurut dia, ada lebih dari 3.000 kasus campak sepanjang tahun 2022 yang tersebar di 31 provinsi.
“Ada 3.341 kasus di tahun 2022 dilaporkan di 223 kabupaten kota dari 31 provinsi,” jelas dia.
Angka kasus ini meningkat sebesar 32 kali lipat. Penyebabnya adalah cakupan imunisasi yang tidak sesuai target dalam kurun 2020-2022.
Sedangkan, salah satu alasan vaksinasi tak mencapai target adalah fokus layanan kesehatan sepanjang pandemi COVID-19 fokus pada upaya pengendalian SARS-C0v-2 penyebab COVID-19.
Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi mengalami penurunan peserta pada angka 84 persen dari target imunisasi sebanyak 92 persen.
Imunisasi campak diberikan bersamaan dengan vaksin rubella dalam satu paket vaksin Campak-Rubella sebanyak tiga kali suntikan, yaitu pada umur 9 bulan, 18 bulan dan pada anak setara kelas 1 SD/MI/sederajat.
Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, mengatakan penyakit ini merupakan berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan saraf permanen, gangguan penglihatan hingga kebutaan, diare hingga dehidrasi, radang paru-paru (pneumonia), hingga menyebabkan kematian.
“Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus. Gejala campak berupa ruam merah pada seluruh tubuh yang disertai demam, batuk, dan pilek,” jelasnya dilansir dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Lebih lanjut Ira mengatakan, gejalanya ditandai dengan demam tinggi beberapa hari, mata merah, batuk pilek, muncul ruam secara bertahap dimulai dari belakang telinga, lalu muka leher yang menjalar ke seluruh tubuh lain (tangan dan kaki), dan muncul bercak kecil berwarna putih di mulut dan tenggorokan.
“Virus ini menular melalui droplet yang keluar dari hidung dan mulut, saat seseorang yang terinfeksi campak berbicara, batuk, bersin, dan beringus,” imbuhnya.
Menghadapi campak yang tengah mewabah, Ira memberikan beberapa tips pencegahan agar tidak terinfeksi campak.
1. Imunisasi MR/MMR
Imunisasi MR/MMR efektif mencegah anak terinfeksi campak
2. Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi
Ketika seseorang terinfeksi campak, 90% orang yang kontak erat dengan penderita dapat tertular, jika belum memiliki kekebalan terhadap campak.
“Kekebalan terbentuk jika telah di imunisasi atau pernah terinfeksi campak sebelumnya,” jelas Ira.
3. Perilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi, serta memenuhi kebutuhan cairan setiap harinya.
4. Cukup istirahat
Istirahat cukup dan berkualitas kunci utama tubuh, jiwa, dan pikiran yang sehat.
Tak hanya itu, istirahat cukup juga dapat menurunkan risiko cedera, memperbaiki suasana hati, mengontrol berat badan dan meningkatkan daya ingat dan daya pikir.
5. Ke dokter bila anak bergejala
Bila si kecil menunjukkan gejala terinfeksi vius campak, Parents harus segera membawanya ke fasilitas kesehatan atau DSA terdekat.(*)
Editor: Nur Komalasari