Indonesiadaily.net – Hari kedua lebaran biasanya dilangsungkan pertemuan keluarga besar atau biasa dinamakan kumpul trah, yakni mengumpulkan berbagai keluarga dari anak, cucu, cicit dan generasi berikutnya dari keturunan atau leluhur yang sama.
Karena di momen lebaran ini keluarga-keluarga yang merantau biasanya pulang mudik ke kampung halaman. Hal ini yang dijadikan acara atau tradisi untuk berkumpul berbagai keluarga yang berasal dari trah/keturunan yang sama.
Di situ juga dijadikan ajang untuk memperkenalkan anak dan cucu yang mungkin tidak saling kenal. Sehingga dengan tradisi kumpul trah ini, anak cucu yang tinggal jauh bisa saling kenal dan mengerti diantara mereka adalah saudara dari leluhur yang sama.
“Kumpul trah ini dimaksudkan untuk ngumpulke balung pisah atau mengumpulkan keluarga yang terpisah karena tempat tinggal yang saling berjauhan,” ujar Tugirin, sesepuh trah Atemo Wijoyo, Rabu, 11 April 2024.
Dalam rangkaian kumpul trah ada sesi ikrar yang dipandu oleh sesepuh trah untuk saling memaafkan di antara keluarga.
Kumpul trah ini juga sangat disukai oleh generasi mudanya. Dengan alasan praktis tidak harus bersilaturahmi dari rumah ke rumah.
“Malah enak dan praktis. Bisa ngumpul di satu tempat tapi ketemu semua saudara,” ujar Tri salah satu cucu dari Atemo Wijoyo.
Dengan adanya kumpul trah ini keluarga yang saling berjauhan dan belum saling kenal akhirnya tersambung kembali sebagai keluarga besar. Dalam istilah Jawa ada semacam pepatah “ojo nganti kelangan obor”. Acara diakhiri dengan bersalaman di antara keluarga.
Penulis : Hari Sutanta