Indonesiadaily.net – Grigori Rasputin adalah seorang tokoh kontroversial pada masa kejayaan Kekaisaran Rusia. Ia lahir pada 22 Januari 1869 di desa Pokrovskoye, Siberia. Orang tua Rasputin, Efim dan Anna, hidup sebagai petani yang miskin dan memiliki 9 anak. Rasputin hanya bersekolah selama 3 tahun, namun ia mengembangkan kemampuan spiritual dan menyembuhkan orang sakit yang dikenal sebagai “ilmu terbangun” atau “Khlystisme”.
Pada tahun 1892, Rasputin meninggalkan desa asalnya untuk pergi berziarah ke seluruh Rusia dan bertemu dengan berbagai guru spiritual. Dia menetap di biara di Gunung Athos, Yunani selama beberapa waktu, sebelum kembali ke Rusia pada tahun 1903. Setelah kembali ke Rusia, ia mendapatkan pengikut dan menjadi seorang mistikus yang dikenal luas.
Pada tahun 1905, Rasputin pertama kali bertemu dengan keluarga kerajaan Rusia, Tsar Nicholas II dan istrinya Alexandra. Rasputin diundang oleh Tsar dan Tsarina untuk menyembuhkan putra mereka, Tsarevich Alexei, yang menderita hemofilia. Rasputin dipercaya oleh keluarga kerajaan karena kemampuannya dalam menyembuhkan Alexei. Selain itu, Rasputin memiliki pengaruh yang kuat terhadap keluarga kerajaan dan sering dianggap sebagai penasihat spiritual mereka.
Namun, Rasputin sering dituduh melakukan tindakan amoral dan tidak senonoh terhadap wanita, termasuk dugaan pelecehan seksual. Pengaruhnya dianggap merusak reputasi keluarga kerajaan, dan banyak orang mulai menentang kehadirannya di istana. Meskipun demikian, Tsar dan Tsarina tetap menganggapnya sebagai penasihat penting mereka.
Pada 30 Desember 1916, sekelompok bangsawan Rusia merencanakan pembunuhan Rasputin. Mereka memberikan racun kepada Rasputin, tetapi ketika racun tersebut tidak mempan, mereka menembaknya dan membuang mayatnya ke sungai. Tiga hari kemudian, jasad Rasputin ditemukan di sungai dengan tangan terikat dan paru-parunya terisi air.
Rasputin dikenal sebagai sosok yang kontroversial dan misterius. Di satu sisi, ia dianggap sebagai seorang mistikus yang memiliki kekuatan spiritual dan mampu menyembuhkan orang sakit. Di sisi lain, ia juga dituduh melakukan tindakan amoral dan tidak senonoh terhadap wanita. Meskipun demikian, ia dianggap sebagai tokoh penting dalam sejarah Kekaisaran Rusia karena pengaruhnya terhadap keluarga kerajaan dan kejatuhannya menjadi simbol dari akhir Kekaisaran Rusia. (*)
Editor: Pebri Mulya