Indonesiadaily.net – Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak membeberkan permasalahan Jakarta International Stadium (JIS) yang menyebabkan tidak bisa dijadikan tempat laga internasional.
Menurutnya, yang jadi polemik ditolaknya JIS oleh FIFA yakni permasalahan akses parkir dan transportasi. Hal itu dianggap tidak sesuai standar untuk dijadikan sebagai lokasi Piala Dunia U-17.
Padahal sewaktu proses pembangunan, eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan lantangnya menyebutkan JIS adalah stadion bola yang sudah sesuai dengan standar FIFA.
“Ini kan konsepnya tidak benar dan pelaksanaannya juga tidak benar. Jadi kalau dikatakan itu konsep yang benar, ngaco. Kenapa saya mengatakan begitu? Kalau memang tidak disediakan parkir, ya akses transportasi publik diperbaiki. Ini kan parkir tidak diperbaiki, transportasi publik tidak diperbaiki, ya orang mengeluh mau ke sana,” tegas dia.
Oleh karena itu, sampai sekarang Stadion Gelora Bung Karno (GBK) masih jadi tumpuan untuk gelaran pertandingan sepak bola skala internasional. Bahkan, Gilbert juga sampai menyebutkan kalau anggaran Rp4,6 triliun untuk membangun JIS jadi terbuang sia-sia lantaran hingga kini masih dianggap belum mendekati standar FIFA.
“Jadi masalah utamanya transportasi publik dan fasilitas parkir itu kan sebagian. Kalau dari FIFA kan bukan itu, pintu kan cuma satu jadi akses keluar masuk terganggu,” jelasnya.
Gilbert pun menjelaskan, alasan mengapa hanya mengoperasikan satu pintu saja sementara ada pintu lainnya, yakni berkaitan dengan anggaran. Sebab untuk operasional JIS itu menghabiskan sekitar 60-80 miliar rupiah dalam satu tahun. Terlebih stadion ini masih jarang digunakan.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengaku akan memperbaiki hal-hal yang dikritik oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir saat meninjau JIS yang berlokasi di Jakarta Utara.
Heru mengaku akan bertemu dengan Erick untuk membahas bagaimana nasib JIS bila digunakan sebagai lokasi bertanding U-17.
“Ada saatnya nanti saya sampaikan, jadi saya akan bicara lebih dalam lagi dengan Menteri BUMN, Menteri terkait dengan kesiapan U-17. Nanti akan saya sampaikan kesiapan itu, nggak lama kok Minggu depan,” kata Heru.
Kemudian, Heru pastikan akan memperbaiki akses penonton di JIS. Sebab beberapa kali kegiatan yang diselenggarakan di sana mengalami kesulitan di bagian akses.
“Iya, iya aksesnya nanti kita perbaiki. Yang pasti ada PR,” pungkas dia.
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyebutkan, JIS memiliki kendala akses penonton dan area parkir yang terbatas jika dipilih sebagai lokasi pertandingan sepak bola Piala Dunia U-17 2023.
“Stadion JIS juga pasti kita akan cek. Yang pasti menjadi catatan kemarin kendalanya itu parkir sama akses penonton. Yang harusnya ada empat pintu, baru terbuka satu pintu. Ini yang tentu harus kita antisipasi keselamatan daripada suporter,” kata Erick.
Erick mengaku terbuka dengan arahan Presiden Joko Widodo yang memberi pilihan lokasi stadion selain Stadion Utama Gelora Bung Karno, termasuk JIS.
Namun di sisi lain, JIS memiliki kekurangan, yakni keterbatasan akses keluar-masuk untuk penonton sehingga dapat memengaruhi keselamatan dan keamanan penonton.
Selain itu, kekurangan JIS juga terdapat pada penggunaan rumput jahitan yang digunakan. Oleh karena itu, Erick bersama Penjabat Gubernur DKI Jakarta dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono akan meninjau langsung JIS untuk memastikan kelayakan stadion tersebut sesuai standar FIFA.
“Kira-kira kekurangan apa yang harus dilengkapi? Saya yakin tidak mungkin FIFA tidak bilang standarnya tidak masuk karena sesuatu hal yang politis, tidak. Tetapi memang standar harus diselaraskan,” kata Erick.
PSSI juga tengah menanti kehadiran FIFA untuk berkoordinasi terkait standarisasi dan pemilihan stadion yang sesuai untuk pertandingan, di mana Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17. (*)