Indonesiadaily.net – Masyarakat Palestina mempunyai sebuah scarf yang terasosiasi dengan perjuangan mereka melawan oposisi. Ya, keffiyeh atau kufiya scarf sudah menjadi fashion identitas Palestina. Biasa dililitkan pada leher atau menutup kepala, scarf ukuran 120 cm x 120 cm ini mudah dikenali berkat motif kotak-kotak warna hitam dan putih. Sekarang saatnya Anda mengetahui makna kufiya dan sejarahnya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber berikut.
Sejarah kufiya bisa ditarik sejak 3000 SM. Melansir laman Original Keffiyeh, kala itu kufiya digunakan pemuka agama untuk membedakan pangkat atau kehormatan. Namun karena kufiya juga cukup fungsional para petani lokal juga mengenakannya sebagai pelindung kepala dari terik matahari, panasnya gurun, serta angin, debu dan pasir.
Sampai tahun 1930an, tepatnya saat munculnya Mandat Britania untuk Palestina (British Mandate), kufiya beralih fungsi.Fashion item ini menjadi identitas bangsa di mana kufiya dikenakan oleh para pemberontak yang berusaha melawan British Mandate.
Pelarangan kufiya justru membuat rakyat Palestina semakin banyak yang memakainya sehingga sulit bagi orang Britania untuk mengetahui mana yang pemberontak. Pada tahun 1960, ketika Yasser Arafat mengenakannya, kufiya menjadi benda bersejarah bagi bangsa Palestina.
Mengetahui sejarah itu, kufiya pun diingat sebagai simbol yang berkaitan dengan perlawanan terhadap opresi. Seorang desainer asal Palestina, Omar Joseph Nasser-Khoury mengatakan kepada The Guardian bahwa kufiya menyimbolkan “perampasan, pemindahan sistematis, pembunuhan di luar hukum, dan opresi”.
Saat ini, kufiya dikenakan untuk menyimbolkan kebebasan dan perlawanan dari okupansi Israel. Namun tidak harus dikenakan oleh orang Palestina untuk melambangkan perlawanan, orang asing yang memakainya juga menyiratkan solidaritas, keadilan, dan kedamaian.
Namun pemaknaan kufiya juga bisa dilihat dari warna dan motifnya. Sering ditemukan dalam rona hitam & putih, kini kufiya punya banyak variasi.
Kufiya hitam & putih terasosiasi dengan organisasi Fatah (Gerakan Nasional Pembebasan Palestina, sedangkan warna merah & hitam dipercaya terkoneksi dengan kaum sosialis Palestina.
Motif kufiya juga sekilas tampak seperti kotak-kotak, tapi lebih detail, motif tersebut merupakan jala yang menyimbolkan pentingnya sejarah perikanan untuk ekonomi dan kehidupan rakyat Palestina, garis merepresentasikan rute perdagangan yang melintasi Palestina, sedangkan daun zaitun jadi simbol kekuatan dan ketangguhan rakyat Palestina.
Pabrik Hirbawi Kufiya menjadi satu-satunya yang memproduksi kufiya autentik di Palestina saat ini. Melansir laman resminya Kufiya.org, Hirbawi Kufiya didirikan oleh Yasser Kurfiya pada tahun 1961. Setiap kufiya dibuat secara handmade menggunakan teknik cross-stitching. Banyak produsen kufiya lain di Palestina tidak dapat bersaing dengan fast fashion, terlebih di tengah peperangan yang terjadi, sehingga mereka harus tutup.
Popularitas kufiya juga jadi inspirasi brand-brand asing untuk membuatnya sebagai salah satu koleksi. Sayangnya tanpa memerhatikan konteks di balik scarf tersebut sehingga menjadi kontroversi tersendiri. Mengutip The Guardian, Direktur Program The Arab Business Centre Amani Hassan berpendapat kufiya kehilangan identitas aslinya dan dengan demikian, menormalisasi okupansi.(*)
Editor : Nur Komalasari