Indonesiadaily.net – Beberapa waktu lalu Sarirasa Group sukses merayakan ulang tahun ke 50 dengan pameran gemah ripah. Hajatan tersebut digelar dengan meriah di
Atrium Utama Senayan City mulai dari tanggal 9 hingga 11 Agustus 2024. Acara semakin spekakuler dengan menampilkan kekayaan budaya Indonesia melalui serangkaian kegiatan yang menarik dan penuh makna.
“Melalui pameran Gemah Ripah dan berbagai inisiatif kami bertujuan untuk menghormati warisan kami, merangkul modernitas, dan menginspirasi generasi mendatang. Kami sangat bersemangat untuk berbagi perjalanan ini dengan semua orang dan melanjutkan warisan keunggulan kami,” kata Benny Hadisurjo, CEO Sarirasa Group.
Sarirasa Group telah lama dikenal sebagai pilar kuliner Indonesia, yang memulai perjalanan mereka dari warung kecil dan kini menjadi restoran yang digemari banyak orang. Budi Hadisurjo, pendiri Sarirasa Group, selalu memegang teguh prinsip untuk menjaga keaslian dan cita rasa asli masakan Indonesia. Dengan semangat yang diwariskan dari generasi ke generasi, Sarirasa Group terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa melupakan akar tradisi.
Christopher Hadisurjo, penerus generasi berikutnya, memberikan terobosan untuk menjangkau lebih banyak pecinta kuliner dengan menu-menu yang relevan dengan preferensi masa kini, seperti menu vegetarian, penggunaan bahan-bahan non-GMO, dan penawaran khusus selama perayaan keagamaan.
Benny Hadisurjo terus memperkenalkan cita rasa Indonesia ke panggung internasional. Melalui inisiatif Sarirasa Tanahmula, Sarirasa fokus pada ekspansi bisnis serta tanggung jawab sosial dan pengembangan komunitas, menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Inisiatif Sarirasa Origin menekankan pentingnya melestarikan warisan kuliner Indonesia, memastikan bahwa setiap hidangan tradisional yang kaya cerita dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Dengan memperkuat akar budaya dan mempromosikan nilai-nilai autentik, Sarirasa Group tidak hanya berusaha menjadi yang terbaik di industri kuliner, tetapi juga menjadi perusahaan yang membawa perubahan dan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, siap menghadirkan cita rasa Indonesia ke seluruh dunia.
Dirinya mengaku prihatin
melihat budaya Indonesia yang tak jarang tergerus bahkan hilang.
Padahal menurutnya, value dari budaya itu merupakan ciri khas negara Indonesia.
“Kita harus temukan bagaimana culture itu bisa diangkat,” ujarnya.
Sarirasa sejak lama memang bergerak dikuliner. Menurutnya kuliner tradisional sangat erat dengan budaya. Namun dalam perjalanannya, Sarirasa tidak hanya mengangkat kuliner tetapi beragam koleksi kain tenun, wayang, buku-buku komik dan keramik yang ada di Sarirasa Origin.
Untuk tenun Indonesia, koleksi Benny ada 1861 kain tenun. Kain-kain tenun tersebut dia koleksi sejak 5 tahun yang lalu mulai dari Sumatera hingga Maluku.
Bahkan kain-kain tenun koleksi Benny ini ada yang dari abad ke-19 sampai abad ke-21.
“Benny ini yang menyelamatkan kain-kain tenun Indonesia yang hampir punah,” kata Josephine Komara (Obin).
Sementara itu Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid menyoroti tentang bagaimana perjanjian dagang dan inisiatif ekspor dapat menjadi jembatan kuliner, membantu bahan-bahan dan produk makanan dari Sarirasa Group menjangkau pasar internasional.
Arsjad juga menyoroti kontribusi tak ternilai dari diaspora Indonesia sebagai duta kuliner, yang melalui restoran dan inisiatif kuliner mereka, membantu membentuk persepsi global terhadap masakan Indonesia. Stefan M. Tanaja dari Sarirasa International dan Felix Ang, Direktur Sarirasa International Europe, menyoroti pentingnya hubungan sejarah dan budaya antara Indonesia dan Belanda, menciptakan landasan yang subur untuk memperkenalkan Sarirasa di Eropa, dengan Belanda sebagai titik masuk utama. (*)