Senin, Januari 20, 2025

Ini Penyebab Semakin Banyak PSK Perempuan di Inggris

Indonesiadaily.net – Perempuan Inggris banyak yang menjadi pekerja seks komersial (PSK), lantaran terjadinya krisis biaya hidup yang terjadi. Hal ini terungkap lewat data terbaru English Collective of Prostitution, yang dikutip, Selasa 23 Agustus 2022.

Di awal musim panas negara itu saja, dimulai Juni dan berakhir September 2022, ada tambahan 1/3 perempuan menjadi PSK.

Dengan inflasi yang mencapai 10%, tertinggi dalam 40 tahun, harga energi dan makanan di kerajaan itu menyulitkan warga terutama wanita yang menjadi ibu tunggal dengan banyak anak.

“Krisis biaya hidup sekarang mendorong wanita menjadi pekerja seks dengan berbagai cara. Apakah itu di jalan, di tempat atau online. Secara keseluruhan apa yang kami lihat adalah orang-orang datang ke pekerjaan itu dari tempat yang putus asa,” kata Juru Bicara, Niki Adams dimuat Sky News.

Baca Juga  Penerbangan Internasional Dibuka, Ini Harapan Asosiasi Hotel Bali

Ia pun memberikan contoh nyatanya. Menurutnya seorang ibu dengan empat anak, kini menjadi PSK pasca kehilangan uang dan tak masuk salah satu penerima program bantuan tunai di Inggris, yakni Universal Credit.

“Dia mulai melakukannya beberapa malam dalam seminggu di jalanan… Ini cukup untuk membayar setiap tagihan. Dia tidak memiliki kapasitas untuk bekerja secara indoor (hal yang legal di Inggris), meskipun itu akan jauh lebih aman dan dia lebih menyukainya,” tegasnya.

Hal ini kemudian menimbulkan masalah baru. Disebutkan bahwa banyak perempuan yang jadi PSK pada akhirnya tak mampu melindungi diri dari kekerasan dan eksploitasi.

“Dan itu juga berarti kondisi kerja seks memburuk ke titik di mana mereka membahayakan nyawa perempuan,” tambah Adams.

Baca Juga  Jangan Lakukan Ini Jika Ingin Memanaskan Makanan Sisa

Fakta sama juga dikatakan pekerja pendukung wanita untuk Beyond the Streets, Nikki McNeill. Beyond the Streets adalah sebuah badan amal yang berbasis di Southampton dan London yang membantu orang menemukan jalan keluar dari industri seks di seluruh Inggris.

Dia mengatakan, dia dan rekan-rekannya, juga melihat peningkatan jumlah pekerja seks belakangan ini. Rata-rata beralasan “seks untuk bertahan hidup”.

“Kami menyebutnya demikian karena itu satu-satunya pilihan yang dapat dibuat para wanita ini untuk bertahan hidup. Itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, memiliki cukup uang untuk makan dan sewa,” katanya.

Sebelumnya, bank sentral Inggris, Bank of England memperkirakan inflasi harga konsumen akan mencapai 13,3% pada bulan Oktober. Angka ini akan diiringi kenaikan biaya energi rata-rata yang kemungkinan mencapai 4.266 pound (Rp 75 juta) per tahun di awal 2023.

Baca Juga  Hari Ibu Antara Tuntutan dan Harapan

BoE juga memperingatkan bahwa ekonomi Inggris akan memasuki resesi terpanjang sejak krisis keuangan global pada kuartal-IV 2022. Dinamika nilai tukar poundserling di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) juga kini melemah, sejak akhir 2021 (year-to-date). (*)

 

Editor : Pebri Mulya


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

Perumda Tirta Kahuripan

Perumda Tirta Kahuripan

Djarum Foundation

Pemkab Bogor