Indonesiadaily.net -Media sosial kini dipenuhi dengan berbagai informasi terkini soal Israel-Palestina, termasuk soal sosok perempuan tangguh Palestina yang berjuang demi negaranya. Melansir dari Muslim Girl, terdapat beberapa perempuan Palestina pemberani yang membela Palestina, siapa saja?
1. Janna Jihad
Janna Jihad adalah seorang remaja berusia 15 tahun yang memutuskan untuk menjadi aktivis muda dan jurnalis amatir. Perempuan muda ini mendokumentasikan kondisi di Palestina dengan cara yang tidak dapat dilakukan sebagian besar media, dan memberikan sudut pandang yang akurat.
Janna memulai melaporkan apa yang terjadi antara Israel-Palestina setelah melihat dua anggota keluarganya terbunuh. Dia merekam protes di desanya dan mengunggah rekaman tersebut secara online, hingga mengumpulkan lebih dari 300 ribu pengikut di media sosial secara internasional.
Popularitasnya terus meningkat sehingga Janna Jihad mendapatkan gelar “Wartawan termuda di Palestina”, karena kegigihannya mendokumentasikan kehidupan dan protesnya terhadap pendudukan Israel di Palestina.
Janna juga sempat melakukan perjalanan ke beberapa negara seperti Turki, Yordania, dan Afrika Selatan untuk menyebarkan kesadaran akan kekerasan yang sedang berlangsung di wilayah Palestina.
2. Leanne Mohammad
Leanne Mohamad adalah seorang aktivis hak asasi manusia dan pembicara publik dari London. Pada usia 15 tahun, Leanne Mohammad mengikuti kompetisi pidato dan menyampaikan kenyataan menyedihkan menjadi orang Palestina dan menyerukan kebebasan bagi semua orang yang hidup di masa pendudukan.
Namun, pidatonya membuat dirinya didiskualifikasi dari kompetisi. Hal ini kemudian mendapat reaksi dari banyak orang sehingga pidatonya viral.
Sejak mendapatkan popularitas, Leanne pun menggunakan platform Instagram @leannemohamad untuk berbicara di berbagai acara, termasuk pidato di depan lebih dari 200 ribu pengunjuk rasa di London. Leanne terus berbicara secara terbuka tentang kejahatan dan kekerasan yang dilakukan pemerintah Israel terhadap warga Palestina.
3. Laila El-Haddad
Laila El-Haddad adalah seorang penulis Palestina dan pembicara publik dari Amerika Serikat. Dia memutuskan untuk tinggal di Gaza, Palestina setelah lulus dari Harvard. Laila kemudian mulai mengenal masalah-masalah yang dihadapi warga Palestina sehari-hari, terutama saat bekerja sebagai koresponden Gaza untuk media Al-Jazeera.
Laila juga memulai menulis di sebuah blog bernama “Gaza Mom” dan menceritakan tentang membesarkan seorang anak di Gaza dan menerbitkan resep makanan tradisional Palestina selama tinggal di AS.
Hingga saat ini, Laila masih terus mengunggah dan meningkatkan kesadaran tentang situasi di Palestina, serta sering kali menggalang dana untuk membantu warga Palestina.
4.Ahed Tamimi
Masih bersaudara dengan Janna Jihad, Ahed Tamimi juga merupakan seorang aktivis pemuda yang tegas. Ahed Tamimi dikenal karena berpartisipasi dalam protes yang menyatakan penolakannya terhadap perluasan pemukiman Israel.
Ahed adalah sosok yang memberikan semangat bagi semua orang yang telah mengalami demoralisasi akibat pendudukan Israel selama beberapa dekade.
Popularitasnya pertama kali didapat ketika Ahed berusia 11 tahun dan berusaha menghentikan penangkapan ibunya. Dia kemudian digambarkan sedang mengacungkan tinju di depan seorang tentara Israel ketika saudara laki-lakinya ditangkap, sebuah gambar yang kemudian viral di media sosial.
Selain itu, sikapnya yang paling terkenal terkait penolakan terhadap Israel adalah ketika Ahed berani menampar seorang tentara Israel pada tahun 2017 dan ditangkap.
5. Mina El Kurd
Muna El Kurd dan saudara laki-lakinya, Mohammed El Kurd telah mendokumentasikan pendudukan dan pelanggaran hak asasi manusia sejak mereka masih kecil. Muna terlihat dalam video viral yang berhadapan dengan pemukim yang mencuri rumah keluarganya.
Advokasi Muna dan Mohammed pun membantu menciptakan kesadaran internasional mengenai apa yang terjadi di Sheikh Jarrah, Palestina. Para tetangga mengatakan bahwa setiap kali warga atau jurnalis ditangkap penjajah, Muna akan mengadakan aksi duduk sebagai protes.
Muna bahkan pernah ditangkap oleh pasukan pendudukan Israel pada pagi hari publikasinya. Untungnya, Muna kemudian dibebaskan pada hari yang sama. Perlawanan Muna dalam menghadapi penjajahan ini pun mendapat pujian di media sosial.(*)
Editor: Nur Komalasari