Indonesiadaily.net – Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea dengan terang-terangan menolak untuk menjadi kuasa hukum Ferdy Sambo. Bukan hanya Ferdy, ia pun menolak membela Putri Candrawati.
Keputusan Hotman untuk menolak kedua tersangka kasus Pembunuhan Brigarid J atau Brigadir Yosua itu rupaya punyai alasan sendiri.
Diceritakan Hotman bahwa dirinya sempat tidak bisa tidur selama tiga hari setelah mendapat tawaran yang disebutnya sebagai ‘dream case’ tersebut.
“Memang benar Hotman Paris diminta oleh Pak Sambo untuk menjadi pengacaranya, juga diminta untuk jadi pengacara Ibu PC, itu benar,” kata Hotman di acara salah satu televise tanah air tersebut.
“Saya tiga hari tidak bisa tidur, untuk mengatakan yes or no. Karena dari segi kasus, ini a dream case bagi seorang lawyer, ini adalah kasus di dunia mana pun membuat lawyer jadi populer,” lanjut Hotman.
Bahkan ia mengibaratkan kasus Brigadir Yosua, seperti kasus OJ Simpson di Amerika Serikat. Dimana namanya bisa langsung melejit jika menerima tawaran tersebut.
Hotman Paris kemudian mantap menolak tawaran Sambo dan Putri setelah selama berhari-hari diselimuti kegelisahan.
“Jadi sesudah tiga hari saya nggak bisa tidur, akhirnya saya putuskan dengan berat hati saya menolak menjadi pengacara dari Pak Sambo dan Ibu PC,” kata Hotman.
Ada sejumlah alasan di balik penolakan tersebut. Pertama, ia berusaha “mencegah conflict of interest” karena dirinya saat ini juga berprofesi sebagai pembawa acara yang membahas masalah hukum di sebuah stasiun televisi.
“Saya membahas kasus itu berarti saya harus netral dan bahkan nanti di persidangan,” kata Hotman.
“Yang kedua adalah sejak kasus itu mulai ada, sudah ada jutaan orang meminta saya untuk menjadi pengacara dari keluarga Brigadir J lah, Brigadir E lah.
“Nah kebetulan, saya juga sedang sibuk membuat program Hotman 911 yaitu program untuk hal hal yang sangat viral yang menyentuh hak asasi manusia,” pungkas Hotman Paris.
Editor: Liyani
