Indonesiadaily.net – Melonjaknya harga daging babi berdampak pada inflasi konsumen China meningkat pada bulan Juli ke level tertinggi dalam dua tahun. Itu berdasarkan laporan Biro Statistik Nasional China.
Data dari Biro Statistik Nasional China mengatakan, harga daging babi saat ini melonjak 20,2%. Kenaikan itu mendorong indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) naik 2,7% bulan lalu. Demikian dikutip dari Bloomberg, Rabu 10 Agustus 2022.
Ekonom memprediksi kenaikan harga daging babi ke depan akan menaikkan inflasi total tahun ini, termasuk juga karena melonjaknya pangan lainnya dan energi.
Kepala Penelitian dan Kepala Ekonom Jones Lang LaSalle Inc, Bruce Pang memproyeksi inflasi China akan tebus 3% dalam dua bulan ke depan.
“Inflasi kemungkinan akan naik melewati 3% dalam dua bulan ke depan, karena basis yang rendah dan kenaikan dari harga daging babi. Tetapi inflasi inti kemungkinan akan tetap ada. Jinak karena permintaan domestik lemah. Ini tidak akan menyebabkan banyak pembatasan pada kebijakan moneter,” katanya.
Sementara Ahli Statistik Senior, Dong Lijuan mengatakan, harga daging babi yang meningkat bukan satu satunya penyebab inflasi China melonjak. Tetapi, naiknya harga sayuran segar dan makanan lainnya, bersama dengan faktor musiman juga menjadi pendorong.
Ia menjelaskan harga makanan secara keseluruhan naik 6,3% pada Juli dari tahun lalu. Buah-buahan dan sayuran segar masing-masing melonjak 16,9% dan 12,9%, dari setahun yang lalu. (*)
Editor : Pebri Mulya