Indonesiadaily.net – Platform artificial intelligence (AI) mengancam status Google sebagai mesin pencarian di dunia internet. Dimana, salah satu AI yang mulai banyak digunakan saat menjawab pertanyaan adalah ChatGPT.
“[Sejauh ini] masyarakat hanya menggunakan sistem AI untuk menjawab pertanyaan. Hal ini mengesankan bahwa chatbot seperti ChatGPT, Microsoft Bing, dan Google Bard bisa menggantikan mesin pencari. Belum jelas apakah ini lebih baik atau buruk,” ungkap laporan The Verge, tim Vox Media’s Insights and Research, dan perusahaan konsultan riset The Circus.
Laporan menunjukkan, berdasarkan penelitian dengan sampel lebih dari 2.000 warga Amerika Serikat (AS), mayoritas pengguna platform AI memanfaatkan teknologi tersebut untuk menjawab pertanyaan, yakni sebanyak 68%.
Sedangkan, yang mengaku menggunakan layanan AI generatif seperti ChatGPT untuk bertukar pikiran (brainstroming) mencapai 54%.
Ada banyak pula yang menggunakan teknologi AI untuk menciptakan sesuatu di luar kemampuan mereka, misalnya membuat karya seni.
Tercatat penggunaan AI terkait foto sebanyak 37%, musik (31%), video (31%), desain (29%), membuat cerita (29%), hingga artwork (27%).
Ternyata, ChatGPT dkk tak banyak digunakan untuk kebutuhan profesional. Hanya 26% yang menggunakan AI untuk analisa data, email (25%), unggahan blog (19%), coding (18%), dan
lirik (18%).
Laporan itu juga menyinggung soal kekhawatiran penggunaan seni dengan AI. Mayoritas dari hasil survei (70%) mengatakan artis harus mendapatkan kompensasi jika ada AI yang meniru atau mengkloning karya mereka. (*)