Oleh : Firdaus SH
Sekjen Gertasi
Indonesiadaily.net – Gerakan Tani Syarikat Islam (Gertasi) bukan organisasi yang baru di lahirkan dibangsa ini, organisasi yang menjadi cikal bakal lahirnya organisasi HKTI.
Gertasi telah umur cukup tua di usia 73 tahun ini, Sangat petut menjampaikan pesan dan kesan dalam perjalanan dan perjuangan yang dilakukan.
Kami lahir dari harim ibu Syarikat Islam yang kental dengan nuansa pergerakan, tentulah menjadi modal dasar Gertasi melewati tantangan zaman yang terus berubah dengan cepat.
Pencetus gertasi adalah anak kandung dari guru bangsa HOS. Cokroaminoto dalam menjalankan pergolakan politik pada zamannya hampir tidak menemukan keadilan bagi rakyat atas sistem monopoli yang terjadi. membuat Anwar Cokroaminoto melahirkan sebuah gerakan politik bagi kaum tani, melalui Gertasi memperjungan hak rakyat secara nyata dalam kondisi sulit dan terjepit disinilah peran SIASAH dijalankan bagi kaum Syarikat Islam.
Dari tahun 1950 sampai masuknya masa orde baru Gertasi terus dihantam badai berkepanjangan tidaklah membuat Gertasi mati.
Transisi kepemimpinan terus berjalan walaupun terasa lamban,pada pertengahan masa orde baru Gertasi dipimpin oleh seorang petani yang bernama H. Uhok didampingi para saudara saudar kaum Syarikat Islam. Dengan kepercayaan diri menjalankan Gertasi diwilayah pulau jawa berpusat di jawa barat sebagai basis kekuatan pertanian pada masanya.
Semangatnya patutlah menjadi suritauladan bagi generasi kaum syarikat islam contoh kekurangan bukanlah halangan untuk berbuat sesuatu perbaikan.
Pada fase reformasi roda pemimpin pusat Gertasi mengalami perubahan total atas dedikasi almarhum Presiden Syarikat Islam (SI) Alm Raharjo Cakraningat untuk menuruskan kepemimpinan alam H. Uhok haruslah Gertasi dipimpin oleh seorang Akademisi yang paham betul bagaimana membuat Gertasi lebih maju dan berkembang,
ini bukanlah hal yang memudah di ibaratkan menemukan mutiara dalam lautan disaat itu dengan segala kekurangan organisasi secara finansial dan SDM
Tapi bagi kaum SI yang memang terdidik keras di pergerakan yang tidak pernah berhenti-henti mengkader calon pemimpin hingga Allah.SWT memudahkan langkah tersebut.
Pada massa peralihan Presiden (Lajnah Tanfidziyah) dari almarhum Raharjo Cakraningrat ke pada suadara Dr. Hamdan Zoeva.,S.H.,M.H
Gertasi sebagai organisasi serumpun Syarikat Islam menemukan sosok yang pantas memimpin Gertasi sesuai keahlian yang di miliki beliau adalah DR.Wahid Erawan,S.P.,M.P sang petarung pertanian dari tanah pasundan garut.
Dr. Wahid Erawan, S. P., M.P mampu menjalankan tugasnya dalam membentuk jejaring Gertasi di provinsi dan kabupaten / kota yang ada di Indonesia.
Dalam mensosialisasikan kerja nyata Gertasi yang memang tidak dapat bantuan pemerintah pusat maupun daerah.
Dalam penataan organisasi Gertasi disisa kepemimpinan 2019-2023 ini kepemimpinan Dr. Wahid Erawan, S.P.,M.P yang didampingi seorang aktivis yang menduduki posisi jabatan Sekretaris Jenderal yaitu Saudara Firdaus, S.H lebih dikenal dengan sebutan Bung Roy, pengalaman yang malang melintang di dunia organisasi dari tingkat terbawah sampai menduduki jabatan organisasi tingat pusat.
Roda organisasi Gertasi konteks kata – kata Melawan Arus Menjinakkan Badai patutlah sisematkan sebagai semangat dalam membentuk jejaring pada periode 2019 2023
Gertasi Mampu menbentuk 34 provensi dan 187 kabuten kota di seluruh Indonesia secara mandiri.
Dalam menerapkan Sistem Close loop Agribisnis dan Pariwisata yang menjadi kerangka berfikir pimpinan Pusat Gertasi.
Allamdulliah di sisa waktu masa kepemimpinan periode 2019-2023 ini Gertasi mengambil langkah taknis yang siap bermitra dengan beberapa kementrian dan investor dalam menampung produk pertanian, peternakan, perkebunan, pertambangan, perikanan darat dan laut, dan beberapa komoditi yang diproduksi oleh pengurus dan anggota Gertasi di seluruh Indonesia.
Rasa percaya diri dari Gertasi semakin tinggi dalam bergerak menjalankan organisasi minimal menghantarkan kegerbang kesejahteraan bagi kaum syarikat islam dan umumnya rakyat indonesia.
Walaupun kita sama sama tau di pemerintah pun terseok-seok dalam anggaran kementrian pertanian yang sangat minim didapatkan,
belum lagi menghadapi permainan kotor para okmum pelaksana kebijikan hingga pupuk pun langka dipasaran dan beberapa komoditi pertanian di beli dengan harga murah oleh para pengambil kebijakan dan para tengkulak yang menyusahkan rakyat kaum tani.
Harapan gertasi pada Musyawarah Nasional (MUNAS) yang akan adakan pada bulan Novembr 2023 di kota bogor.
Gertasi berharap peran pemerintah Pusat maupun Daerah lebih dapat membela kepentingan rakyat dalam menbantu kaum tani.
Perlu kita akui dan sadari betapa pentingnya para petani dalam membantu pendapatan negara, adalah kewajiban bagi negara menfasilitasi para petani di bangsa ini,
yang mana kita ketahui dari petani bisa menjadikan seorang anaknya menjadi presiden indonesia pada masa itu.
Apakah kita sebagai anak negeri harus mati dilumbung padi ???
Taukah kita menafikan betapa suburnya tanah pertiwi ini batu dan kayu jadi tanaman???
Taukah menang Negara sudah semakin tidak peduli bahkan terkesan pura pura lupa dengan pertanian.semakin sedikitnya anggaran yang disiapkan untuk pertanian.
Salam Anak Negeri
“Gertasi Jaya Petani Sejahtera”. (*)