Indonesiadaily.net – Ternyata Presiden Joko Widodo (Jokowi) hampir dimusuhi banyak negara akibat pendiriannya. Hal itu diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Erick menjelaskan, pendirian Jokowi tersebut yakni tidak maunya menandatangani perjanjian terkait rantai bahan baku atau supply chain.
“Bicara EV (Electric Vehicle) dari nikel jadi ke baterai ini di G20 kita hampir dimusuhi negara anggota. Karena musti tandatangan supply chain yang Presiden nggak mau tanda tangan,” ucapnya.
Indonesia memang sudah berkomitmen untuk tidak ekspor biji nikel raw material, namun memilih untuk mengekspor nikel bernilai tambah. Ternyata itu membuahkan hasil dengan masuknya investasi pabrikan mobil dari Amerika Serikat.
“Buktinya Amerika Ford datang bikin pabriknya di sini. Jangan raw material terus dong ini yang harus kita dorong,” sebut Erick.
Sebelumnya, Direktur Bidang Koordinasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto membeberkan, Ford dan Tesla kerap menanyakan masalah isu berkelanjutan lingkungan yang dihasilkan dari proses penambangan nikel, saat pemerintah menawarkan potensi nikel untuk bahan baku baterai mobil listrik.
“Ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Ketika kami berdiskusi dengan Tesla dengan Ford selalu mengatakan, berapa besar ton emisi karbon nikel yang anda hasilkan? bagaimana anda menangani emisi di fasilitas pengolahan nikel. Jadi banyak pertanyaan ini terkait,” ujar Seto. (*)
Editor : Pebri Mulya