Indonesiadaily.net – Kembang api selalu menjadi puncak dari kemeriahan sebuah perayaan. Seperti perayaan malam pergantian tahun atau Tahun Baru yang sebentar lagi akan dirayakan oleh seluruh masyarakat dunia. Lantas, bagaimana sejarah kembang api dibuat pertama kali di dunia? Berikut penjelasannya.
Sejarah perkembangan kembang api kini semakin pesat, tak hanya sekadar letupan sederhana, tetapi juga bisa membuat bentuk, warna, hingga suara yang tentu saja menambah semarak suasana.
Namun sebelum dikenal dan digunakan seperti sekarang ini, kembang api memiliki sejarah yang panjang. Sebagian besar sejarawan berpendapat bahwa sejarah kembang api ditemukan di China, meski beberapa orang juga berpendapat bahwa asal mula kembang api diyakini berasal dari Timur Tengah atau India.
Dikutip dari Live Science yang dilansir dari kompas.com pada sekitar tahun 800 M, alkemis dari China mencampur senyawa belerang, arang dan menciptakan bubuk mesiu mentah. Akan tetapi, apa yang dilakukan itu bukan tujuan mereka. Para alkemis ini sebenarnya sedang mencari cara untuk kehidupan abadi, tetapi apa yang mereka ciptakan tetap mengubah dunia.
Begitu mereka menyadari apa yang dibuat itu, orang China pun percaya bahwa ledakan, yang kemudian menjadi cikal bakal kembang api tersebut, akan menjauhkan roh jahat.
Untuk membuat beberapa kembang api pertama, mereka akan mengemas bubuk mesiu baru ke dalam bambu dan melemparkannya ke dalam api yang kemudian menciptakan ledakan keras.
Setelah itu, kembang api berevolusi. Tabung kertas menggantikan bambu dan alih-alih membuang tabung ke dalam api, orang menambahkan kertas tisu yang digunakan untuk menyalakan kembang api.
Pada abad ke-10 orang China juga telah mengetahui bahwa mereka dapat membuat bom dengan bubuk mesiu, jadi mereka menempelkan kembang api itu ke panah yang ditembakkan ke musuh.
Dalam 200 tahun berikutnya, kembang api dikembangkan menjadi roket yang bisa ditembakkan ke musuh tanpa bantuan anak panah. Teknologi ini masih digunakan sampai sekarang dalam pertunjukan atau pesta kembang api.
Jauh sebelum akhirnya kembang api sering menjadi penyemarak Tahun Baru di malam pergantian tahun, pada tahun 1295, Marco Polo membawa kembang api dari Asia ke Eropa yang digunakan selama perayaan dan juga menghibur orang banyak. Di Inggris, para penguasa menggunakan pertunjukan kembang api untuk menghibur pengikutnya.
Namun, sejarah pertunjukan kembang api kerajaan pertama diperkirakan terjadi pada hari pernikahan Henry VII pada tahun 1486. Czar Peter yang agung dari Rusia pun juga tak mau kalah dengan mengadakan pertunjukkan kembang api selama lima jam untuk menandai kelahiran putranya.
Selama Renaisans, sekolah piroteknis bermunculan di Eropa. Sekolah itu mengajari cara membuat ledakan yang rumit. Di Italia, kembang api sangat populer dan pada tahun 1830-an, orang-orang di negara itu memasukkan sejumlah kecil logam dan bahan lain untuk meningkatkan kecerahan dan membuat bentuk yang kreatif, termasuk mengembangkan lebih banyak warna.
Saat itu, semua kembang api berwarna oranye. Orang Italia menciptakan campuran dengan berbagi bahan kimia. Mereka menggunakan strontium untuk warna merah, barium untuk warna hijau, tembaga untuk warna biru, dan sodium untuk warna kuning.
Sejarah kembang api di Amerika, diyakini dibawa oleh Kapten John Smith. Ia disebut-sebut yang memulai pertunjukkan kembang api pertama di Jamestown, Virginia, pada tahun 1608. Kembang api juga digunakan pada tanggal 4 Juli 1777 yang kemudian menjadi cikal bakal tradisi perayaan Empat Juli dengan penggunaan kembang api. Beberapa negara sendiri memiliki aturan yang berbeda-beda mengenai pemakaian kembang api. Sementara itu, China kini memproduksi dan mengekspor lebih banyak kembang api dibandingkan negara lain di dunia. (*)
Editor : Nur Komalasari