Sabtu, Oktober 5, 2024

Dengan Bantuan AI, Ilmuwan China Temukan Obat Penurun Berat Badan

Indonesiadaily.net – Para ilmuwan China berhasil menemukan obat penurun berat badan yang juga diklaim dapat mengobati diabetes tipe 2. Uniknya ilmuwan tersebut mendapat bantuan AI atau artificial intelligence.

Mengutip South China Morning Post, obat yang dikembangkan oleh perusahaan obat bertenaga AI, MindRank, tersebut kini telah memasuki uji klinis fase 2. Menurut perusahaan yang berbasis di Hangzhou, obat itu ditargetkan dapat dipasarkan lebih cepat dari jadwal.

Disebut MDR-001, obat ini bekerja dengan mengikat reseptor peptida-1 mirip glukagon (GLP-1-R), yang merupakan target obat yang sudah mapan. Dengan mengikat reseptor ini, obat merangsang pelepasan insulin dari pankreas, yang membantu menurunkan kadar gula darah dan menurunkan berat badan.

Baca Juga  Varian Baru Covid 19 'Eris' Sudah Masuk Ke Indonesia, Menkes Imbau Tetap Tenang

Pada Juni, MDR-001 berhasil menyelesaikan uji klinis fase 1, yang menegaskan kemanjuran dan keamanannya produk tersebut. Pada awal September, perusahaan telah memulai uji klinis fase 2.

Saat ini diperkirakan ada lebih dari 537 juta orang dewasa di seluruh dunia menderita diabetes. Secara global, sekitar 650 juta orang di seluruh dunia hidup dengan obesitas. Karena itu pengembangan obat ini dapat mendorong perusahaan-perusahaan China bergabung dengan raksasa internasional dalam bersaing memperebutkan pasar bernilai miliaran dolar.

Jin Xurui, ahli pengembangan obat AI dari MindRank, mengatakan pengembangan praklinis membutuhkan waktu tiga hingga empat tahun untuk selesai. Namun, MDR-001 memperoleh persetujuan Investigational New Drug (IND) dari FDA (Food and Drug Administration) dan NMPA (National Medical Products Administration) dalam waktu 19 bulan, yang secara efektif menggandakan kecepatannya,” jelasnya.

Baca Juga  10 Negara yang Memiliki Biaya Hidup Murah Selain Indonesia

Proses pengembangan obat berbasis AI ini tidak hanya menunjukkan kecepatan proses, namun juga menghasilkan obat dengan kualitas unggul. Dalam percobaan yang melibatkan monyet, MDR-001 membantu monyet yang mengalami obesitas mencapai berat badan yang sehat tanpa mengalami efek rebound apa pun setelah penghentian obat.

Dr Du Yu, seorang investor independen, mengatakan bahwa upaya menekan biaya tetap rendah dengan menggunakan AI juga akan bermanfaat bagi orang-orang yang menderita kondisi medis langka.

“Sebenarnya banyak pasien penyakit langka, tapi karena kelompok pasiennya relatif kecil, bagi perusahaan farmasi, margin keuntungan pengembangan obat simtomatik sangat kecil,” ujarnya.

“Tetapi ketika bantuan AI terlibat dalam proses farmasi, hal ini akan sangat mengurangi biaya pengembangan obat baru, sehingga pasien dengan beberapa penyakit langka dapat diobati,” tutupnya.(*)

Baca Juga  Satu Keluarga Milih Tinggal di Hotel Seumur Hidup Dibanding Rumah Sendiri,Ini Alasannya

Editor : Nur Komalasari


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

SPBU Jababeka 2 Cikarang

Perumda Tirta Kahuripan