Jumat, September 13, 2024

Dagangan Merugi, Puluhan Pedagang Kembali Berjualan di Pasar Induk Banyuwangi

 

Indoneisadaily.net, Banyuwangi – Para pedagang pindah kembali ke lokasi area pasar induk Banyuwangi yang saat ini sudah dibongkar dan akan direnovasi oleh pemerintah daerah setempat.

Para pedagang terlihat membawa sejumlah barang dagangan mereka, dari tempat relokasi sementara di area Gedung Wanita,  menuju ke lokasi area pasar induk Banyuwangi di jalan diponegoro. Lokasi tersebut sebelumnya disterilkan dari para pedagang karena hendak dilakukan renovasi.

Selamet, pedagang tempe mengatakan, dirinya ikut pindah ke lokasi pasar induk Banyuwangi karena selama jualan di tempat relokasi dagangnya jarang laku. Bahkan pendapatannya turun drastis hingga 70 persen.

“Jangankan untung, bisa kembali modal aja dan bisa untuk makan saja sudah syukur,” keluhnya.

Dirinya berharap pemerintah daerah setempat memperhatikan nasib mereka dan memberikan fasilitas yang layak, agar bisa bertahan hidup.

“Katanya mau dibangun pasarnya tapi buktinya sampai sekarang tidak ada apa – apa,” tambahnya.

Baca Juga  Tarif KRL Commuter Line Naik Tahun Depan, Ini Perkiraan Besarannya

Hal serupa juga disampaikan oleh Hasan, penjual sayuran. Menurutnya semenjak dia direlokasi ke area Gedung Wanita, jualannya juga sepi dan nyaris tak ada pendapatan. Sehingga dirinya terpaksa ikut bersama pedagang lainnya kembali ke lokasi awal, dengan harapan jualannya bisa kembali laku dan bisa untuk menyambung hidup.

Ketua Paguyuban Pedagang Banyuwangi Joko Tole, Agus Hariyono mengatakan, tempat relokasi ratusan pedagang Banyuwangi yang berada di Gedung Wanita dinilai sudah tidak representatif. Hal itu terbukti dagangan para anggotanya banyak yang tak laku alias mati suri. Kondisi tersebut yang membuat para pedagang saat ini semakin menjerit.

Menurut Agus meski banyak yang dijual, namun justru banyak yang tak laku. Bahkan tak jarang dagangan milik anggotanya yang membusuk karena sudah lama tak laku.

Baca Juga  Husband and Wife Relations

“Kapan hari ada 3 timba tahu yang terpaksa dibuang oleh penjualnya karena sudah masuk kategori busuk. Sementara jika dikembalikan kepada pengepulnya tidak bisa sehingga anggota kami terpaksa merugi,” jelasnya.

Bahkan dari 150 lebih anggota Paguyuban Pedagang Banyuwangi Joko Tole, sebanyak 45 persennya tak mampu bertahan dan gulung tikar. Sebab sebagian dari pedagang, modal yang digunakan untuk berjualan berasal dari pinjaman, yang harus dibayar tepat waktu dan saat ini banyak yang tak bisa membayar hutang mereka.

“Kalau pedagang ini ‘dibunuh’ pelan – pelan, buat apa pemerintah daerah berjanji akan membangun pasar, jika nantinya tak ada pedagang yang jualan lagi di sini, seperti yang sudah terjadi di pasar wilayah Kelurahan Sobo yang saat ini mangkrak,” tegasnya.

Menurutnya, jika pemerintah daerah ada iktikad baik membangun pasar Banyuwangi, maka harus segera dilakukan proses pembangunan. Sebab faktanya kata Agus, hingga saat ini pasar tersebut hanya dibongkar namun tak kunjung dibangun.

Baca Juga  Iwan Fals Luncurkan Lagu Kanjuruhan, Liriknya Dalam

“Para pedagang sudah siap menanggung resiko, asal pasar dibangun, kita siap pindah lagi ke tempat relokasi. Namun jika tidak, maka para pedagang akan bertahan di sini,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, para pedagang di pasar Banyuwangi yang jumlahnya mencapai 150 lebih, sejak 2 bulan lalu direlokasi ke area Gedung Wanita yang lokasinya tak jauh dari pasar induk.

Mereka rela direlokasi oleh pemerintah setempat, karena diberi janji manis akan segera dilakukan renovasi terhadap bangunan pasar induk Banyuwangi. Namun berdasarkan pantauan di lapangan, setelah dibongkar, pasar induk Banyuwangi hingga saat ini tak ada aktivitas pembangunan.

Penulis : Irham Kusuma

Editor : Sigit


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

SPBU Jababeka 2 Cikarang

Perumda Tirta Kahuripan