Indonesiadaily.net – China membuat keputusan untuk memutus hubungan bilateral dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu pun membuat AS beranggapan, kalau apa yang dilakukan sebenarnya sedang ‘menghukum seluruh dunia’.
Juru bicara Dewan Keamanan AS, John Kirby mengatakan, keputusan China untuk menghentikan keterlibatan dalam isu perubahan iklim dan berbagai isu lain adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.
“Mereka pikir mereka menghukum kami dengan menutup saluran ini. Mereka sebenarnya menghukum seluruh dunia, karena krisis iklim tidak mengenal batas dan geografis. Penyumbang emisi terbesar dunia kini menolak terlibat dalam langkah-langkah penting yang harus dilakukan untuk melawan krisis iklim, yang sebenarnya berdampak pada [negara] mitra kami di Kepulauan Pasifik karena kenaikan level air laut, pun kebakaran di Eropa,” kata Kirby, dikutip dari The Straits Times.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China menyampaikan mereka telah memutus kerja sama dengan AS dalam berbagai sektor pada Jumat 7 Agustus 2022. Sektor yang dihentikan, yakni perubahan iklim, upaya anti-narkoba, dan dialog militer.
Bentuk pemutusan tersebut termasuk pembatalan sambungan telepon dan pertemuan antara pemimpin pertahanan China dan AS. Bahkan, membatalkan pertemuan angkatan laut kedua negara yang ada di bawah mekanisme konsultasi militer keduanya.
Juru bicara Kemlu China, Hua Chunying, juga mengatakan Beijing menangguhkan kerja sama dengan AS terkait imigran ilegal, bantuan resmi terkait isu kriminal, dan melawan kejahatan transnasional.
Pemutusan kerja sama ini dilakukan kala hubungan keduanya memburuk imbas kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa waktu lalu.
Beijing merespons kunjungan itu dengan tegas, yakni dengan melakukan latihan militer yang ‘mengepung’ Taiwan.
Latihan militer itu dilakukan sejak Kamis 4 Agustus 2022, pun menuai kecaman dari AS dan sekutu baratnya. (*)
Editor : Fenilya