Indonesiadaily.net – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang sudah setengah, jangan sampai mangkrak. Karena, pembangunan itu harus memberikan hasil positif kepada perekonomian Indonesia.
“Kalau sudah jadi proyeknya, sudah ada terowongannya dan akan jadi, ya harus kita jadikan saja karena nggak mungkin akan menjadi mangkrak, tidak akan menghasilkan hasil positif terhadap ekonomi,” kata Sri Mulyani.
Bendahara Negara tersebut memastikan, agar tidak terjadi kesimpang siuran, pihaknya akan transparan jika APBN ikut membantu jalannya proyek tersebut.
“Kami akan terus secara transparan menyampaikan. Kalau APBN masuk pasti ada dasar hukumnya dan juga akan dipertanggungjawabkan secara maksimal melalui audit seperti BPKP dan BPK,” ujarnya.
Sri Mulyani menceritakan baru saja mendapatkan audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tentang terjadinya cost overrun dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini.
Sri Mulyani ingin China juga menanggung risiko pembekakan, tidak hanya ditanggung Indonesia saja.
“Untuk keseluruhan proyek sesudah dilakukan audit BPKP terjadi cost overrun yang kemudian berimplikasi bahwa kalau Indonesia punya porsi 60%, sedangkan RRT 40%. Kenaikan cost overrun itu juga harus ditanggung 60:40. Tidak semuanya, tapi sebagian dalam bentuk modal baru ditambah adanya pinjaman. Nah ini yang kita rundingkan,” tuturnya. (*)
Editor : Pebri Mulya