Indonesiadaily.net, Surabaya – Keributan yang terjadi antara yayasan sekolah Petra dengan 3 RW di kawasan Kompleks Perumahan Tompotika berakhir damai. Masalah itu selesai setelah Walikota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi datang di rumah salah satu Ketua RW untuk menengahi kedua pihak yang berseteru.
Eri Cahyadi yang menjadi mediator mengatakan pihak RW sepakat untuk tidak lagi menarik uang keamanan ke Petra.
“Temen-temen dari RW sudah menyampaikan, kalau mereka tidak mau terima apa-apa. Biar tidak ada fitnah,” ucap Eri usai mediasi.
Nantinya uang iuran itu tidak disetorkan lagi ke RW melainkan akan dikelola sendiri oleh pihak Petra. Uang tersebut akan digunakan sebagai dana CSR.
“Jadi, yang dulu iurannya dititipkan ke RW, langsung dipegang (dikelola) Petra,” ucapnya.
Senada dengan pernyataan Eri Cahyadi, Robertus Pranata selaku Wakil Direktur Sarana dan Prasarana Petra mengatakan dana CSR akan digunakan untuk pengelolaan lingkungan sekitar serta mengatasi masalah kemacetan,
“CSR dari Petra nantinya untuk membenahi lalu lintas agar tidak macet. Jika pun macet bisa lebih cepat terurai. Selain itu kami juga akan bekerja sama dengan DLH untuk bersihkan bozem agar bisa dinikmati warga,” kata Robert.
Sementara itu, Ketua RW 4, Lilik Aljufri Hasan mengklarifikasi isu yang sempat viral di media sosial. Ia mengatakan jika Pihak dari Petra tidak pernah menyetorkan Rp 140 juta tetapi hanya Rp 32 juta.
“Kami ingin meluruskan saja kalau RW-RW menerima uang Rp 140 juta itu tidak benar. Jadi Petra itu hanya setor Rp 32 juta, lalu masing – masing RW juga setor Rp 32 juta. Jadi total iuran Petra plus 3 RW lain itu Rp 128 juta,” terang Lilik.
Setelah adanya titik temu, Lilik berharap kedepannya tidak ada lagi permasalahan seperti ini. Apalagi Sekolah Petra sudah ada sejak 40 tahun yang lalu.
“Semoga tidak ada lagi hal-hal seperti ini, apalagi Petra berdampingan dengan kami. Ya mungkin ini ridho Allah untuk cari jalan keluar,” tutup Lilik.
Penulis : Fino
Editor : Sigit