Indonesiadaily.net- Fenomena astronomi Gerhana Bulan Total akan terjadi besok pada Selasa, 8 November 2022.
Hal ini disampaikan oleh peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang.
Gerhana Bulan Total pada 8 November 2022 berdurasi 1 jam, 24 menit, dan 58 detik. Sementara durasi umbral (sebagian dan total) selama 3 jam, 39 menit, dan 50 detik.
“Total kali ini terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total selama satu jam 24 menit 58 detik,” katanya, dikutip dari Antara.
Lebarnya adalah 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570.
Lantas, jam berapa Gerhana Bulan Total 8 November 2022? Mana saja wilayah yang dapat menyaksikan?
Dikutip dari Lapan, berikut daftar wilayah dan waktu di Indonesia yang dapat teramati untuk setiap kontak:
Awal Penumbra (P1)
Waktu: Pukul 15.02.17 WIB/16.02.17 WITA/17.02.17 WITWilayah: Seluruh Indonesia (Tidak dapat teramati)
Awal sebagian (U1)
Waktu: Pukul 16.09.12 WIB/17.09.12 WITA/18.09.12 WIT.Wilayah: Papua, Papua Barat, P. Seram, P. Halmahera, Kep. Aru, Kep. Kai, Kep. Tanimbar
Awal Total (U2)
Waktu: Pukul 17.16.39 WIB/18.16.39 WITA/19.16.39 WITWilayah: Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kapuas Hulu
Puncak Gerhana Bulan Total 8 November 2022
Waktu: Pukul 18.00.22 WIB/19.00.22 WITA/20.00.22 WITWilayahWilayah: Seluruh Indonesia, kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu.
Akhir Total (U3)
Waktu: Pukul 18.41.37 WIB/19.41.37 WITA/20.41.37 WITWilayah: Seluruh Indonesia (Dapat teramati)
Akhir Sebagian (U4)
Waktu: Pukul 19.49.03 WIB/20.49.03 WITA/21.49.03 WITWilayah: Seluruh Indonesa (Dapat teramati)
Akhir Penumbra (P4)
Waktu: Pukul 20.56.08 WIB/21.56.08 WITA/22.56.08 WITWilayah: Seluruh Indonesia (Dapat teramat)
Andi mengatakan, dampak dari gerhana bulan total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, purnama maupun bulan baru.
Saat gerhana, tidak ada cahaya Matahari yang dapat dipantulkan oleh Bulan sebagaimana ketika fase bulan purnama.
Gerhana dapat berwarna menjadi lebih kecokelatan bahkan hitam pekat jika partikel seperti debu vulkanik ikut menghamburkan cahaya.
Untuk diketahui, gerhana bulan total adalah fenomena astronomis saat seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi.
Hal ini disebabkan konfigurasi Bulan, Bumi, dan Matahari membentuk garis lurus.
Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar Bumi mengelilingi Matahari) dengan orbit Bulan.
Gerhana bulan total terjadi ketika fase bulan purnama, tetapi tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami gerhana bulan. (*)
Editor : Nur Komalasari