Kamis, November 30, 2023

Benarkah Salt Therapy Ampuh Bersihkan Paru-Paru Akibat Polusi Udara?

Indonesiadaily.net – Polusi udara di Jabodetabek yang kian memburuk, membuat anak-anak mengalami batuk-pilek yang tak kunjung sembuh. Salah satu pengobatan yang bisa dilakukan adalah salt therapy yang viral karena artis Nikita Willy menerapkan hal tersebut kepada anaknya Issa. Lalu sebenarnya, apa sih manfaat salt therapy tersebut? Benarkah bisa membantu bersihkan paru-paru akibat paparan polusi dan menyembuhkan batuk-pilek pada anak?

Dalam dunia medis, salt therapy dikenal dengan istilah halotherapy, di mana pengobatan ini dianggap sebagai pengobatan alternatif yang mengharuskan tubuh menghirup udara asin.

Dikutip dari Healthline para peneliti mengklaim, bahwa salt therapy ini dapat mengobati kondisi terkait gangguan pernafasan seperti asma, bronkitis kronis, dan alergi. Lalu apakah bisa bersihkan paru-paru?

Penelitian juga menyebutkan bahwa, salt therapy bisa membantu meringankan gejala batuk dan pilek, efek merokok seperti batuk, sesak napas, dan mengi. Serta mengobati depresi dan kecemasan.

Bahkan, salt therapy juga diklaim bisa menyembuhkan beberapa kondisi kulit, seperti psoriasis, eksim, dan jerawat. Asal usul terapi ini sendiri sejatinya berasal dari era abad pertengahan. Namun, para peneliti baru-baru ini memang baru mulai mempelajari potensi manfaatnya.

Baca Juga  Wajib Coba! Sederet Teh Ini Mampu Bakar Lemak Tubuh

Nah, untuk penerapannya, salt therapy sendiri biasanya dibagi menjadi dua metode, yaitu kering dan basah. Perbedaan keduanya bergantung pada cara pemberian garam.

1. Metode kering

Salt therapy dengan metode kering biasanya dilakukan di gua garam garam atau ruangan khusus yang bebas kelembapan. Suhunya juga cenderung lebih sejuk, diatur ke 68°F (20°C) atau lebih rendah. Sesi terapi ini biasanya berlangsung sekitar 30 hingga 45 menit.

Metode salt therapy kering, biasanya menggunakan sebuah alat yang disebut halogenerator. Alat ini akan menggiling garam menjadi partikel mikroskopis dan melepaskannya ke udara ruangan.

Begitu terhirup, partikel garam tersebut dapat menyerap zat iritan, termasuk alergen dan racun, dari sistem pernapasan. Proses ini juga akan memecah lendir dan mengurangi peradangan, sehingga saluran udara di tubuh kita menjadi bersih.

Partikel garam ini juga berfungsi serupa pada kulit. Di mana garam akan menyerap bakteri dan kotoran lain yang menyebabkan masalah pada kulit.

Baca Juga  Tertawa Bisa Menular, Tertawa Juga Bisa Berujung Kematian

2. Metode basah

Salt therapy dengan metode basah, biasanya dilakukan dengan menggunakan campuran garam dan air. Metode salt therapy basah meliputi berkumur air garam, konsumsi air garam, berendam air garam, menggunakan air garam steril untuk irigasi hidung.

Nah, kalau salt therapy yang digunakan kedua artis ini merupakan metode kering yang mengharuskan pasien berada di dalam ruangan khusus.

Jika dikutip dari Cleveland Clinic di dalam ruangan khusus, ternyata memiliki manfaat yang sangat beragam. Apalagi di dalam ruangan ini, terdapat partikel garam mikroskopis yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Salt Therapy Association mengungkapkan, ada dua jenis salt therapy di dalam ruangan, yang diantaranya adalah.

Ruangan aktif dilengkapi mesin untuk memecah garam dan mengedarkan partikelnya, sehingga partikel tersebut dapat terhirup dan terpapar ke kulit dan pernapasan. Praktek inilah yang dikenal sebagai halotherapy.

Ruangan  pasif yakni  ruangan yang diisi dengan garam dalam jumlah besar dari berbagai jenis, seperti garam Laut Mati, Himalaya, garam batu dan lainnya. Di dalam ruangan pasif, suhu udara akan dikontrol agar garam bisa bermanfaat bagi tubuh. Ruangan pasif ini lebih dikenal sebagai ruang mediatif.

Baca Juga  Ini Dia Lima Perempuan Tangguh Asal Palestina, Tak Gentar Lawan Israel

Sebenarnya, tidak banyak penelitian mengenai keamanan dan efek samping dari salt therapy ini. Namun, sebuah penelitian kecil tahun 2014 menunjukkan bahwa, orang dengan pernapasan yang sensitif bisa mengalami batuk-batuk saat masuk ke ruang salt therapy.

Sementara, mengenai uji klinis tahun 2013 pada orang dengan bronkiektasis tidak menunjukkan efek samping yang mengkhawatirkan. Namun, kedua penelitian ini masih perlu didalami lebih lanjut guna mengkaji keamanan dan efek samping salt therapy.

Tapi, kalau si kecil cenderung memiliki pernapasan yang sensitif, Anda bisa tetap melakukan salt therapy metode basah yang mudah dilakukan di rumah. Beberapa orang menggunakan salt therapy basah untuk mengatasi gangguan pernapasan sehingga bisa bersihkan paru-paru  termasuk flu dan batuk.

Sementara yang lain menggunakannya untuk perawatan kecantikan dan meningkatkan kesehatan kulit. Terapi ini juga dapat menenangkan pernapasan.(*)

Editor : Nur Komalasari


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Perumda Tirta Kahuripan

Latest Articles