Indonesiadaily.net – Kanker pankreas adalah tumor ganas pada pankreas dan salah satu penyakit mematikan. Dokter menyebut salah satu penyebab terjadinya kanker pankreas adalah malas bergerak (mager). Selain mager, kebiasaan sering ngemil dan jarang melakukan aktivitas fisik memicu penyakit silent killer ini.
Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, mengatakan bahwa gaya hidup sedentary bisa memicu kanker pankreas, terutama bagi orang usia muda.
Sebagai informasi, gaya hidup sedentary merujuk pada kegiatan yang dilakukan di luar waktu tidur berupa aktivitas fisik yang sangat minim dan menghasilkan sedikit kalori terbakar, yakni kurang dari satu metabolic equivalent.
Selain gaya hidup sedentary, Prof. Ari mengatakan bahwa gaya hidup yang paling memengaruhi munculnya kanker pankreas adalah kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, kurang beraktivitas, hingga sering mengonsumsi makanan mengandung tinggi lemak.
“Terus terang saja, gaya hidup sedentary yang artinya tadi jarang bergerak, makan tinggi lemak, ini, kan, gaya tren di beberapa anak muda. Makan steak daging setengah matang, kemudian minum alkohol dan merokok itu seperti budaya. Ini dia berisiko untuk terjadi kanker pankreas,” jelas Prof. Ari.
Dirinya menyebut, kanker pankreas umumnya ditemukan pada pasien yang berusia di atas 50 tahun. Namun, seseorang yang berusia muda usia muda juga bisa berisiko terjangkit kanker yang diidap oleh Rizal Ramli ini.
“Apakah ini (kanker pankreas) bisa terjadi pada usia muda? Bisa. Umur 30 tahun, 40 tahun. Saya juga pernah ketemu pasien kanker pankreas usia 40 tahun,” ungkapnya.
Prof. Ari mengatakan, kanker pankreas bisa terjadi tanpa ada gejala tertentu. Biasanya, gejala baru muncul ketika kanker sudah memasuki stadium akhir.
“Kalau sudah bergejala sudah terlambat. Ketika pasien matanya kuning, berat badan turun, artinya sudah kanker pankreas, telat,” ujarnya.
Dia menyebutkan, gejala umum kanker pankreas adalah mata menguning, berat badan turun secara drastis, gatal, nyeri, mual, muntah, diare, serta nyeri ulu hati.
Menurutnya, sebagian besar kasus kanker pankreas terlambat diketahui karena pasien mengira bahwa nyeri ulu hati yang dialami dipicu oleh penyakit maag atau GERD.
“Jangan abaikan, dari dulu nyeri ulu hati selalu dianggap sebagai sakit maag. Sekali lagi jangan anggap remeh nyeri ulu hati, meski kecil kemungkinannya, jangan-jangan nyeri ulu hati anda ada kaitannya dengan kanker pankreas,” tegasnya.
Kanker pankreas adalah jenis kanker yang dimulai dengan pertumbuhan sel-sel di pankreas.
Pankreas adalah organ yang berfungsi untuk memproduksi enzim yang membantu mencerna makanan dan hormon untuk mengatur gula darah. Organ yang bentuknya memanjang ini terletak di belakang lambung bagian bawah.(*)
Editor: Nur Komalasari