Indonesiadaily.net – Dua spesies burung yang ditemukan di hutan Papua beracun. Hal ini lantaran dalam keduanya terdapat kandungan jenis neurotoxin bernama batrachotoxin pada keduanya sehingga burung beracun.
Neurotoxin merupakan racun yang mampu membuat mata manusia berair. Kandungan racun itu ditemukan dalam bulu kedua burung tersebut.
Racun itu ditemukan pada kedua spesies, yakni Pitohui atau kerap disebut regent whistler (pachycephala schlegelii) serta jenis burung lonceng rufous-naped (Aleadryas rufinucha).
Racun yang ditemukan dalam dua spesies itu, peneliti menyebutkan berasal dari makanan yang dikonsumsi di hutan. Namun dampaknya bukan pada burung melainkan yang berkontak dengan salah satu bagian burung. Saat memakannya, para burung tidak sakit ataupun mati. Racun masuk ke dalam bulu dan menyatu.
Namun jika dikonsumsi maka racun bisa menyebabkan kematian. Menurut penuturan penduduk lokal, memakan daging kedua jenis burung itu atau hanya memegangnya akan membuat badan terasa dibakar.
Racun tersebut akhirnya seperti senjata yang dapat melindungi para burung dari serangan para predator.
“Orang berpikir saya sedang sedih dan tertekan dalam ekspedisi karena melihat saya mengeluarkan air mata. Hidung saya juga berair,” kata peneliti dari Universitas Copenhagen, Kasun Bodawatta.
“Padahal, saya hanya duduk sambil mengambil sampel burung Pitohui, burung paling beracun di planet,” tandasnya.(*)
Editor : Nur Komalasari