Indonesiadaily.net – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2023 mengungkapkan bahwa kasus diabetes pada anak meningkat sekitar 70 kali lipat sejak 2010 lalu. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran
orang tua.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Muhammad Faizi mengatakan, kasus diabetes pada anak bahkan bisa lebih tinggi dari yang sudah tercatat saat ini. Data yang tercatat ini berasal dari 15 kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, Palembang, hingga Medan. Dari jumlah tersebut, laporan paling banyak berasal dari Jakarta dan Surabaya.
“Jumlah ini meningkat 70 kali dari data di 2010 lalu,” ujar Faizi dalam konferensi pers daring IDAI beberapa waktu lalu.
Perlu diketahui, diabetes seringkali dipengaruhi faktor genetik. Artinya, penyakit tersebut juga bisa diturunkan dari orang tua ke anak. Selain genetik, diabetes juga bisa terjadi karena faktor gaya hidup yang buruk.
IDAI mencatat pasien diabetes anak umumnya berusia 10-14 tahun. Jumlahnya, sekitar 46 persen dari total angka yang dilaporkan. Sementara anak usia 5-9 persen ditemukan berkontribusi terhadap 31,5 persen dari keseluruhan kasus.
“Anak balita juga ada. Yang usianya 0-4 tahun yang terkena diabetes. Dari catatan kita itu ada sekitar 19 persen,” ucapnya.
Sebagai salah satu masalah kesehatan berbahaya dan banyak ditemukan di tengah masyarakat, diabetes harus mendapatkan penanganan sedini mungkin untuk menghindari berbagai efek yang lebih buruk di kemudian hari.
Tanda dan gejala diabetes tipe 1 pada anak biasanya berkembang dengan cepat, berikut di antaranya meningkatnya rasa haus, sering buang air kecil, mungkin mengompol pada anak yang terlatih menggunakan toilet, rasa lapar yang ekstrim, penurunan berat badan yang tidak disengaja, kelelahan, iritabilitas atau perubahan perilaku dan nafas berbau buah.(*)
Editor : Nur Komalasari