Indonesiadaily.net – KPK kembali melakukan operasi tangkap tangan atau OTT untuk kepala daerah. Kali ini yang ditangkap adalah Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo.
Disebutkan Mukti dan sejumlah orang lain yang diamankan, sudah berada di KPK saat ini.
“Bupati Pemalangnya sudah ada di kantor (KPK),” ucap salah satu sumber.
Berikut fakta-fakta OTT Bupati Pemalang:
1. Diamankan Bersama 22 Orang
Selain Bupati Mukti, ada 22 orang lain yang diamankan KPK dalam OTT yang dilakukan di sejumlah tempat.
Saat ini 23 orang yang diamankan dalam OTT KPK tersebut sedang diperiksa intensif di gedung Merah Putih KPK.
2. Masih Diperiksa Intensif
Bupati Mukti sedang menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik KPK.
Sejauh ini KPK belum menyebutkan detail siapa saja yang ditangkap dan keterangan perkara apa yang melatari OTT tersebut.
KPK memiliki waktu 1×24 jam untuk menentukan status hukum para pihak yang diamankan tersebut. Saat ini mereka masih menjalani pemeriksaan intensif.
3. KPK Segel Ruangan di Kantor Pemkab Pemalang
Ada dua ruangan di kompleks kantor Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo, disegel KPK. Diantaranya ruang di Kantor Kominfo dan ruang Bidang Lelang yang disegel.
Namun, bagian lain di kompleks Pemkab Pemalang tidak bisa diakses. Petugas Satpol PP menjaga kompleks perkantoran itu dengan cukup ketat.
4. Rumah Dinas Bupati Tertutup
Sedangkan rumah dinas Bupati Pemalang saat ini juga dalam kondisi tertutup.
Rumdin Bupati Pemalang, Kamis 11 Agustus 2022. Kondisi rumdin tersebut sempat sedikit terbuka, tapi kini kembali tertutup rapat.
Terdapat dua mobil pribadi warna hitam, mobil Mitsubishi Pajero dan Toyota Innova, yang terparkir terpisah cukup jauh.
Namun tak lama kemudian, penjaga berlarian dan menutup pintu pagar rumah dinas.
Sementara itu, Ketua Regu Satpol PP yang bertugas Sudirjo mengatakan, dirinya tidak tahu-menahu. Dia menyebut kondisi sudah ramai setiba dia di rumah dinas.
“Tidak tahu, (Pak Bupati) juga tidak tahu kemana, saya masuk jam 8 (20.00 WIB). Sudah ramai,” katanya.
5. Respons Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengaku belum mendapatkan informasi tersebut. Namun, dia menegaskan hal itu sebagai peringatan.
“Saya menunggu perkembangan yang ada ya. Tapi sebelum kejadian ini kita susah berkomunikasi dengan mereka (para kepala daerah). Saya selalu ingatkan, kerja sama kita dengan para penegak hukum dan KPK sudah terlalu sering,” kata Ganjar, Kamis 11 Agustus 2022.
Ganjar menegaskan, KPK sudah berkali-kali melakukan edukasi dan sosialisasi, bahkan sudah tergolong kode atau peringatan.
“Mereka (KPK) menyampaikan, mengingatkan, dan kadang-kadang KPK datang berikan edukasi komunikasi, kadang sosialisasi ke kami itu kasih kode sebenarnya, hati-hati ya di Jateng, umpama, ada jual beli jabatan, ada lho di Jateng yang main proyek. Ada lho yang seperti ini. Begitu ya kira-kira,” ujarnya. (*)
Editor : Pebri Mulya